Saat Sarung di Tangan Desainer Wanita

Creative Director Sarong, Emma Bawazeer (kiri) bersama istri Wakil Gubernur Jatim, Arumi Emil Dardak dan Marketing Communication Sarung Mangga, Eva Rustiyowati, saat membuka Surabaya Fashion Parade (SFP) 2019.

Dulu Biasa Digunakan Bapak-bapak, Kini Sarung Jadi Fashion Muslimah
Kota Surabaya, Bhirawa
Sarung diperkirakan ada di Indonesia pada abad ke 14 yang dibawa oleh pedagang Arab dan India. Dari catatan sejarah, sarung berasal dari Yaman yang terkenal dengan sebutan futah. Sarung di Indonesia menjadi busana yang identik dengan budaya muslim, dan digunakan sebagai busana sehari-hari oleh kalangan santri.
Dulu, sarung memang hanya dipakai kalangan pria. Namun di tengah perkembangan zaman, khususnya perkembangan fashion yang pesat di Indonesia ditambah dengan fashion muslimah yang tak kalah lebih cepat perkembangannya. Peluang inilah dimanfaatkan oleh brand Sarung di Indonesia untuk mengembangkan fashion dengan menggunakan bahan dari Sarung.
Dengan berkembangnya tren busana muslimah di Indonesia telah menginspirasi salah satu brand sarung di Indonesia, untuk mulai memasuki fashion pasar busana muslimah yakni Sarung Mangga. Dengan mengusung brand ‘Sarong’, Sarung Mangga mulai menggarap pasar busana muslimah sejak tahun 2017.
Sarung Mangga berkolaborsi dengan desainer Niken Larasati Wibowo dan Gita Orlin telah menghadirkan koleksi fashion muslimah. “Kita pakai lini brand ‘Sarong’ karena kita ingin fokus dan menjadi yang pertama meluncurkan sarung for fashion. Kita mulai menggarap sarung for fashion sebenarnya sejak tahun 2015 dengan meluncurkan busana untuk pria. Baru di tahun 2017 kita meluncurkan busana muslim untuk perempuan, dan responnya cukup positif,” jelas Creative Director Sarong, Emma Bawazeer saat acara Surabaya Fashion Parade (SFP) 2019 di Atrium Tunjungan Plaza 3 Surabaya.
Emma mengungkapkan meski sejumlah brand sarung juga mulai menggarap pasar busana muslim namun tidaklah wearable, dimana sarung dijadikan busana muslim. Hal ini tidak dijumpai dari busana muslim milik ‘Sarong’ yang menggunakan kain berbeda dengan sarung namun tetap beraksen sarung.
“Tidak semua orang fashionnya nyentrik, mau pakai busana muslim dari bahan sarung. Nah, kalau produk kita bahan yang dipakai berbeda dari bahan sarung namun tanpa meninggalkan aksen sarung itu sendiri,” ujarnya.
Untuk memenuhi segala target kebutuhan, busana muslim ‘Sarong’ pun tersedia untuk berbagai tingkatan mulai dari pakaian sehari-hari hingga ke pesta sekalipun. Dengan mengenakan busana dari ‘Sarong’ muslimah dapat terlihat lebih menawan tanpa meninggalkan nilai syar’i.
“Sekarang ada banyak busana muslim yang sebenarnya ketat-ketat tidak sesuai syariat Islam. Kami menghadirkan busana muslim yang punya kekhasan sendiri dan tetap sesuai dengan syariat Islam, mulai dari celana hingga rok dengan hakekat tanpa memperlihatkan lekuk tubuh,” pungkas Emma.
Istri Wakil Gubernur Jawa Timur, Arumi Emil Dardak sangat mengapresiasi ide fashion muslimah yang ada di Indonesia khususnya di Jawa Timur yang sudah mulai memanfaatkan kain sarung yang biasanya lebih banyak dipergunakan oleh bapak-bapak.
“Dulu, sarung lebih identik dipergunakan oleh bapak-bapak untuk keseharian maupun untuk beribadah. Namun sekarang sudah berbeda, kain sarung sudah bisa dipergunakan oleh para kaum perempuan sebagai fashion dan sangat bisa diterima oleh masyarakat,” terangnya
Arumi juga memberikan support, karena sudah banyak pekerja-pekerja yang sudah mendapatkan manfaat karena adanya Sarung Mangga. Juga sangat mengapresiasi ide-ide yang brilian ini karena sarung juga bisa dimanfaatkan sebagai fashion kaum muslimah perempuan.
“Ini sungguh luar biasa, fashion kita bisa bersaing dengan negara lain. Fashion yang mempergunakan bahan dari Sarung ini akan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Indonesia khususya di Jawa Timur,” ujarnya. [Achmad Tauriq Imani]

Rate this article!
Tags: