Saatnya Bangkit dari Ancaman Radikalisme

Civitas akademika Unair menandatangani komitmen perlawanan terhadap radikalisme dalam momentum peringatan Harkitnas kemarin, Senin (21/5).

Surabaya, Bhirawa
Momentum Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) menjadi menjadi titik kebangkitan setelah rentetan aksi radikalisme yang mengancam dan meresahkan. Di Universitas Airlangga (Unair), Harkitnas tersebut diiringi dengan komitmen perlawanan terhadap teroris dan radikalisme yang membahayakan ideology Pancasila.
Rektor Unair Prof M Nasih di sela peringatan Harkitnas di kampus setempat menegaskan, komitmen tersebut diambil sebagai bentuk kampusnya dalam melawan terorisme dan paham radikalisme. “Para tenaga pendidik, para dosen, para mahasiswa yang ada. Silakan jika punya visi misi yang bersebrangan dengan Airlangga dan ingin merubah Pancasila, ingin merubah substansi dari UUD 1945, ingin tidak bersatu dalam NKRI untuk segera keluar dari Airlangga,” kata Nasih.
Jika para dosen maupun mahasiswa tidak mau keluar, lanjut Nasih, Unair akan memberikan tindakan tegas dengan mengeluarkan mereka. Hal itu yang berulang kali Nasih sampaikan kepada sivitas akademika Unair.
“Sejauh ini belum ada yang diberhentikan karena masih proses. Sejauh ini sudah ada yang bikin pernyataan juga kita sampaikan. Nanti yang akan memproses ada Menristekdikti. Kita hanya bertugas untuk memberikan informasi dan usulan kepada Kemenristekdikti,” ujarnya.
Nasih menegaskan, jika sampai saat ini pihaknya menunggu proses dari Kemenristekdikti terkait tenaga pendidiknya yang ikut Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) selesai sebagaimana peraturan yang ada.
Aturan itu, bagi Nasih adalah hal yang mendasar. Terutama terkait janji pegawai negeri sipil (PNS). Jika yang bersangkutan melanggar janji itu maka sanksinya jelas yaitu diberhentikan dari PNS.”Yang sudah jelas dari Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) sudah diproses. Kita mengajak semua bersatu untuk mengidentifikasi semua. Pilihannya keluar atau dikeluarkan,” ujarnya.
Pihaknya juga memberikan pengumuman kepada masyarakat untuk tidak memilih Unair jika calon mahasiswa punya misi khusus, punya misi merubah Pancasila untuk menjadi teror dan lain-lain. “Jangan pilih Airlangga karena akan dikeluarkan juga,” ucapnya.
Dalam peringatan Harkitnas, Nasih juga meminta sivitas Unair untuk bangkit dan tidak kalah dengan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang dan ikut berjuangan dengan apa yang menjadi perjuangan Unair saat ini.
“Karena kita adalah perguruan tinggi, maka kita harus bangkit untuk mencerdaskan bangsa, menghapus berbagai macam kebodohan dan terus akan melawan terorisme, komunisme, narkoba dan korupsi serta semua yang merusak merongrong Indonesia dan NKRI,” ujarnya. [tam]

Tags: