Safari Jumat Bupati Saiful Ilah Jadi Berkah Warga Sidoarjo

5-beras-hdsSidoarjo, Bhirawa
Kota Metropolis Surabaya sebagai kota super sibuk menularkan kesibukan ke tetangga terdekatnya yakni Kab Sidoarjo. Pesatnya pertumbuhan ekonomi, pembangunan, kemacetan, kepadatan penduduk dan hampir semua kompleksitas masalah Kota Surabaya menumpuk bebannya di daerah Sidoarjo.
Pemkab Sidoarjo juga menyiapkan reka daya untuk menjadi penyanggah yang baik. Yang mampu melayani kebutuhan masyarakatnya, walaupun sejatinya kemampuan anggaran sangat terbatas. Kota Surabaya bisa aerodinamis dengan kekuatan APBD Surabaya 2014 yang besarnya Rp6,6 triliun, memudahkan Kota Metropolis ini membangun jaringan infrastruktur. Kab Sidoarjo juga bergerak mengimbangi derasnya pembangunan Kota Surabaya. Kab Sidoarjo terus berinovasi menjadi partner yang baik.
Berbagai jaringan jalan diperbaiki, dijawab dengan secepatnya memperbaiki jalan yang dikeluhkan masyarakat. Nyaris tak terdengar lagi ada kerusakan jalan di Sidoarjo. Gagasan membangun Frontage Road (FR) di Jl Achmad Yani mulai Waru sampai Buduran sepanjang 9,2 km mulai direalisasi.
Gaya kepemimpinan Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah bersama Wakil Bupati Sidoarjo, Hadi Sutjipto, selama empat tahun memimpin Sidoarjo memberi bekal Dinas PU Bina Marga, untuk bekerja keras. Latar belakang pengusaha yang kerja keras dan tak kenal lelah, bupati berusia 65 tahun ini sangat mewarnai kinerja satuan dinas, terlebih lagi Dinas PU Bina Marga. Sebagai garda depan di bidang sarana jalan kerap menjadi omelan, kritikan dan juga masukan kontruktif. ”Di Radio SS (Radio Suara Surabaya) hampir tiap hari pemirsanya berkeluh soal kerusakan jalan,” ucap Kadis PU Bina Mara, Ir Sigit Setyawan di kantornya, kemarin.
Namun Sigit menilai wajar dan menerima keluhan masyarakat walaupun memerahkan telinga, malah dianggap informasi itu untuk mengetahui kondisi di lapangan yang sebenarnya. Masyarakat maunya cepat, ada jalan rusak maunya cepat diperbaiki. Padahal untuk memperbaiki itu butuh proses panjang, mulai penganggaran, menyiapkan tender sampai pelaksanaan. Namun dengan ketelatenan Sigit menjawab semua persoalan yang dikeluhkan itu dengan sabar. Diakui, tak mudah memenuhi semua harapan masyarakat.
Berbagai upaya melayani masyarakat dengan membangun jaringan jalan baru. Frontage di Surabaya yang berhenti di Wilayah Waru, misalnya, kini dilanjutkan ke selatan oleh Pemkab Sidoarjo sampai ke Buduran. Proses itu sudah berjalan, PU Bina Marga mulai membangun lahan yang sudah dibebaskan. Pengadaan tanah frontage Sidoarjo bisa berjalan cepat berkat partisipasi pemilik pabrik di kawasan Gedangan dan Buduran yang menghibahkan sejumlah tanahnya.
Sejumlah saluran jalan juga dibenahi dengan box cluvert, misalnya Jl Mukmin, Jl Diponegoro, Thamrin, Gajah Mada, Mojopahit, di Brigjen Katamso, Waru dan sebagainya. Box cluvertisasi yang dilakukan kota Surabaya sudah menular di Sidoarjo. “Ya, memang box cluvert itu tepat. Walaupun biayanya juga lebih mahal dibanding membangun saluran dengan cara konvensional,” ujarnya.
Faktor Surabaya sangat mempengaruhi dinamika pembangunan Sidoarjo. Urbanisasi  besar-besaran dari warga Surabaya yang hijrah ke Sidoarjo, tingginya kriminalitas Sidoarjo, derasnya pembangunan pusat perbelanjaan, pendirian pabrik, keramaian, hiburan, pasar dan sebagainya. Sehingga kini sulit dibedakan wajah Surabaya dan Sidoarjo. Kedua kota ini ibarat Kota Kembar. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama. Bedanya di APBD saja. Sidoarjo berkisar Rp2,3 triliun, sementara Surabaya Rp6,6 triliun.
‘Bom nuklir’ nyaris dijatuhkan di Bumi Sidoarjo, ketika PT Jasa Marga (pengelola jalan tol) melarang truk besar untuk masuk ke jalan tol. PU Bnina Marga sempat gelisah dan membayangkan betapa gawatnya Sidoarjo bila kebijakan tol ini dijalankan. Bisa dipastikan jalan arteri Sidoarjo akan dijadikan jalur utama truk besar yang akan atau menuju Surabaya, Gresik dan Lamongan.
Sigit menyatakan kecemasannya dengan kebijakan itu. di satu sisi memang enak bagi tol yang akan lapang jalannya karena tak ‘disumbat’ truk besar. Tetapi bencana besar bagi Sidoarjo kalau seluruh truk besar masuk ke jalan arteri Sidoarjo. Kondisi sekarang saja sudah terjadi kepadatan lalu lintas di hampir seluruh jalan raya. Itu sama saja dengan melempar truk ke kolong jalan Sidoarjo.
Buah dari pembangunan berimplikasi luas pada kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat, kesejahteraan, kenyamanan dan dinas-dinas di Sidoarjo seolah bersaing memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Bupati Saiful yang memang pakarnya di bidang komunikasi sosial, menyerap informasi langsung melalui berbagai pendekatan. Yang paling efektif dan kerap dilakukan tiap pekan adalah dengan Safari Jumatan. Dia selalu berpindah masjid saat jumatan. Moment ini digunakan menjalankan ibadah sekaligus menyerap aspirasi masyarakat. Seluruh kepala dinas diajak Safari Jumatan supaya bisa mengetahui kondisi lapangan yang riil. [hds]

Tags: