Sahabat Malang Anyar DeklarasiERDewanPembina

Ketua Dewan Pembina Malang Anyar Eddy Rumpoko saat memberi pengarahan jajaran pengurus Sahabat Malang Anyar (supriyanto/bhirawa)

Ketua Dewan Pembina Malang Anyar Eddy Rumpoko saat memberi pengarahan jajaran pengurus Sahabat Malang Anyar (supriyanto/bhirawa)

Kota Batu, Bhirawa
Komitmen mengusung kebaharuan yang diperjuangkan Relawan Malang Anyar ternyata tak berhenti begitu saja pasca pelaksanaan Pilkada Kabupaten Malang. Relawan Malang Anyar yang dulunya menjadi pendukung pasangan Dewanti Rumpoko – Masrifah Hadi ini akhirnya melembagakan diri dengan membentuk organisasi Sahabat Malang Anyar.
Deklarasi dan pelantikan pengurus dilakukan di kompleks SMA Selamat Pagi Kampung Kids Kota Batu, Minggu (14/2).
Sejumlah nama masuk dalam kepengurusan, seperti Eddy Rumpoko (ER), H Zaini, Diah Katarina, Bagyo Prasasti, Agus Sugiarto, Gunawan dan Dr Dwi Cahyono masuk dalam jajaran Dewan Pembina.   Kemudian dijajaran Presidium yang berjumlah 9 orang, ada Hartadi, Ali Akbar, Hanafi, Hartoyo dan Widodo.
“Kepengurusan Sahabat Malang Anyar ini mencakup relawan dari Kabupaten Malang, Kota Malang maupun Kota Batu. Kita ingin menyemaikan semangat kebaharuan yang pernah kita bawa saat Pilkada lalu untuk wilayah Malang Raya,” tegas Ali Akbar.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Eddy Rumpoko yang duduk sebagai Ketua Dewan Pembina.
“Kalau hanya sekedar sebagai oposisi maka hal itu tidak ada artinya. Malang Anyar ingin membuktikan bahwa walaupun bukan partai tetapi bisa melegalkan dirinya untuk mewujudkan pikiran-pikiran besar dalam upaya gerakan kebaharuan,” ungkap ER sapaan akrabnya.
Dia minta agar Malang Anyar mampu mengubah pikiran pragmatis masyarakat dalam berpolitik agar mereka memiliki kemandirian politik, tidak hanya sekedar menjadi subyek dalam gelaran event-event politik semata.
“Pikiran pragmatis masyarakat harus diubah tanpa meninggalkan kegiatan-kegiatan perbaikan ekonomi. Seperti pengembangan potensi masing wilayah dan mensinergikannya dengan potensi di daerah sekitarnya,” tutur ER.
Sementara itu, ahli sejarah dan budaya DR Dwi Cahyono menegaskan bahwa sembilan kebaharuan yang ditawarkan dalam Pilkada Kabupaten Malang masih sangat relevan untuk diterapkan di Malang Raya, karena Malang merupakan sebuah entitas sosial budaya.
“Pokok-pokok pikiran Malang Anyar tidak hanya lokal kabupaten Malang, tetapi juga cocok untuk Malang Raya,” kata Dwi. Selama ini masyarakat Malang Raya telah membuktikan bahwa walaupun berada di daerah pedalaman, namun bisa berkembang pesat tak kalah dari masyarakat pesisir. Itu semua tidak lepas dari sikap keterbukaan masyarakatnya sejak jaman dulu. Banyal peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di Malang memberi kontribusi bagi provinsi Jatim maupun nasional. Oleh karena itu Malang Anyar bisa menempatkan dirinya sebagai evaluator dan sekaligus solutor atas berbagai permasalahan di masyarakat sebagai akibat dampak dari kebijakan pemerintah atau lainnya. [sup]

Tags: