Sahmo, Spesialis Tukang Service Alat Memasak Asal Situbondo

Sahmo, warga asal Desa Juglangan, Kecamatan Kapongan, Situbondo dikenal sebagai spesialis tukang service tambal alat memasak, seperti panci. [sawawi]

Meski Kini Sudah Modern, Keahlian yang Dimiliki Tak Hilang Ditelan Zaman
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Sahmo, warga Desa Juglangan, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo setiap hari dikenal tetangga, kerabat dan warga desa setempat sebagai spesialis tukang service panci, alat memasak nasi. Setiap hari selalu saja ada warga yang menggunakan jasa Sahmo. Bahkan dia tak jarang mendapatkan order memperbaiki panci (dandang) di pinggir jalan raya desa.
Sore itu Sahmo, duduk di pinggir jalan raya Desa Juglangan. Dari kejauhan, pria paro baya seperti orang sedang duduk santai. Namun setelah didekati, Sahmo sedang memperbaiki panci yang rusak. Sahmo, tak banyak memilih, dimana pun warga yang membutuhkan jasanya, langsung dikerjakan.
“Ya kadang ada yang minta diperbaiki di halaman rumah. Kadang pula, ada yang diperbaiki di pinggir jalan raya desa,” kata Sahmo, membuka obrolan.
Pekerjaan Sahmo dijalani sudah cukup lama, mulai puluhan tahun silam. Meski kerabat dan tetangganya banyak yang memilih menjalani profesi yang cepat mendapatkan uang, Sahmo tidak tergiur. Dia justeru tekun dan telaten menjalani pekerjaan yang sudah mampu membiayai dan menafkahi keluarganya.
“Ya sebelumnya banyak yang mengajak kerja keluar Jawa. Ada yang mengajak ikut bekerja sebagai kontruksi bangunan. Tapi saya tetap menekui pekerjaan ini,” ungkap Sahmo.
Dalam pandangan Sahmo, bekerja di bidang apapun asal ditekuni, dijalani serta dicintai maka akan terus eskis. Sebaliknya, bekerja di kota jika tidak ditekuni, maka hasilnya akan sulit berkembang. Untuk itu, Sahmo bertekat untuk tetap menekuni keahlian sebagai tukangs service panci, akan terus dijalani hingga memasuki usia senja.
“Tidak apa apa menjadi tukang service panci. Asalkan bisa mencukupi kebutuhan saya dan keluarga, akan terus saya jalani,” papar Sahmo.
Seiring dengan perkembangan jaman yang kini serba modern, pekerjaan menjadi tukang tambal panci masih banyak diminati oleh masyarakat. Terbukti sebagian besar pelanggan Sahmo masih banyak yang meminati. Salah satunya sejumlah warga yang ada di Desa Juglangan, Kecamatan Kapongan. Dari pekerjaan itu, kakek yang kini sudah memasuki 61 tahun tersebut bisa menyambung hidup setiap hari. “Alhamdulillah ada saja rejeki,” sebut Sahmo.
Untuk melancarkan pekerjaannya, Sahmo selama berkeliling selalu membunyikan klakson. Itu sebagai tanda Sahmo saat menyapa para pelanggannya. Selama ini pelanggan terbanyak berasal dari kalangan ibu-ibu rumah tangga yang ada di Desa Juglangan serta desa desa tetangga. “Ya banyak yang sudah berlangganan dengan saya sebagai tukang tambal panci. Mereka umumnya kenal saya karena sering berteriak dan memanggil nama pak Sahmo, ketika berkeliling di jalanan,” ulas Sahmo.
Sahmo selalu hafal, saat ada warga yang memanggil biasanya ada peralatan dapur yang rusak. Sebagian, ulasnya, biasanya warga yang ada di lingkungan rumahnya juga banyak yang datang membawa barang rusak untuk di perbaiki. Dengan senang hati Sahmo meladeni permintaan service panci tersebut. “Ya dalam sehari pendapatannya cukup lumayan kalau dibandingkan dengan bekerja sebagai kuli bangunan, yang harus berpanas-panasan. Pekerjaan ini juga tidak terlalu berat serta tidak banyak menantang,” ungkap Sahmo.
Setiap pelanggan, lanjut Sahmo, ada yang sebagian memilih datang kerumah sebelum jadwal keliling dilakukan. Sahmo bahkan kadangkala hanya tinggal diam dirumah menunggu kedatangan pelanggan. Disisi lain, kadangkala dengan cara menawarkan kepada orang untuk mengeluarkan alat dapur yang bocor. “Biaya ongkosnya juga beragam karena di sesuaikan dengan tingkat kerusakan pancinya,” ujar Sahmo.
Khusus untuk biaya atau ongkos tambal panci berukuran kecil, Sahmo mematok biaya sebesar Rp5.000. Sedangkan untuk service panci yang berukuran besar dan kerusakannya parah, Sahmo mematok ongkos Rp20 ribu. Berbeda jika mengganti pantat panci yang berukuran besar, Sahmo memasang tarif sebesar Rp35 ribu.
“Seingat saya pekerjaan ini dijalani sejak ere Presiden Gusdur hingga saat ini memasuki era Presiden Jokowi, Hingga saat ini hampir setiap hari saya berpindah-pindah desa baik di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo,” katanya.
Salah satu pelanggan bernama Yati asal Desa Juglangan, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, mengakui ia sangat mengagumi kedisiplinan Sahmo. Padahal, imbuh Yati, saat ini banyak orang memasak dengan memakai alat listrik, karena simpel. Bukan hanya peralatan panci saja yang dilayani Sahmo, alat dapur lain juga bisa di service. “Saya juga sering memakai jasa Sahmo untuk memperbaiki atap seng rumah yang bocor. Biasanya kalau seng yang rusak, maka saya akan memanggil Sahmo,” jelas Yati.
Menurut Yati, penghasilan Sahmo setiap hari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya setiap hari. Hanya saja, ulas Yati, penampilannya kalah jika dibandingkan dengan orang kantoran yang berangkat pagi dengan pakaian rapi. “Alhamdulillah setiap saya membutuhkan jasanya, Sahmo selalu siaga. Katanya penghasilannya lumayan besar. Kalau lagi ramai bisa tembus sampai Rp 250 ribu/hari. Kadang jalau sedang sepi, hanya meraup uang Rp 50 ribu,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: