Sains Jadi Favorit, Berkembang Lewat Klub Peneliti Belia

Para siswa peraih juara dalam ajang OSN dan IMSO memamerkan trophy dan medali kemenangan mereka bersama Kepala Dindik Surabaya Ikhsan.

Para siswa peraih juara dalam ajang OSN dan IMSO memamerkan trophy dan medali kemenangan mereka bersama Kepala Dindik Surabaya Ikhsan.

27 Siswa Surabaya Borong Prestasi OSN dan IMSO 2015
Kota Surabaya, Bhirawa
Sains tidak selalu menjadi momok bagi para pelajar di sekolah. Karena meski njlimet mempelajarinya, tak jarang diantara para peserta didik yang memfavoritkan bidang ilmu eksakta itu. Dan itu berhasil dibuktikan 27 siswa asal Surabaya yang sukses meraih juara di dua ajang olimpiade sains nasional dan internasional.
Sudah hampir sepekan Ivander Jonathan Marella Waski pulang dari ajang International Mathematic and Science (IMSO) di Korea. Namun perasaan bangga menjadi pemenang seperti masih utuh setiap harinya. Yah, siswa SMP Mawar Sharon Surabaya itu memang patut berbangga atas keberhasilannya membawa oleh-oleh medali emas.
“Ini ajang internasional pertama yang saya ikuti. Ternyata langsung dapat medali emas,” kata dia bangga. Siswa kelas IX itu tidak menyangka bahwa dirinya akan berhasil membawa pulang medali emas. “Sebab peserta lain hebat dan tangguh semua, awalnya tak percaya bisa menang,” imbuhnya.
Untuk bisa ikut kompetisi yang berlangsung pada 2-11 Desember lalu, Ivan melewati seleksi ketat. Mulanya, dari 30 siswa yang mendapat medali emas dan perak di Olimpiade Sains Nasional (OSN) diseleksi menjadi 12 siswa. Ke-12 siswa itu kemudian berangkat mewakili Indonesia. “Tapi hanya dua yang mendapatkan emas, salah satunya saya. Bangga dan senang banget. Saya dapat pengalaman banyak,” terang bungsu di antara dua bersaudara itu.
Ditanya soal rahasia kemenangan, Ivan mengaku tidak memiliki trik khusus. Hanya, dia memang memfavoritkan bidang sains sejak duduk di bangku sekolah dasar. “Saya lebih suka berhitung daripada menghafalkan. Awalnya, saya suka matematika, lalu sekarang juga senang IPA,” ungkapnya.
Bisa mengerjakan soal sains memberikan kepuasan tersendiri bagi Ivan. “Soal sains itu sangat menantang,” katanya. Ivan pun memiliki target harus dapat menyelesaikan soal tersebut. “Kalau tidak dapat diselesaikan mandiri, ya konsultasi dengan guru,” jelasnya.
Keberhasilan para siswa Surabaya ini juga mendapat perhatian Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya. Karena itu, para pelajar yang telah berhasil meraih prestasi di bidang sains ini akan dikelompokkan dalam satu komunitas klub peneliti belia. “Kita ingin siswa dapat terus mengembangkan kemampuannya di bidang sains. Karena itu, akan lebih optimal jika mereka dipertemukan dengan teman-teman yang juga punya kecenderungan sama,” kata Kepala Dindik Surabaya Ikhsan. Melalui  wadah ini, lanjut dia, Dindik akan menyediakan pembimbing khusus agar potensi mereka semakin terasah dengan baik.
Semakin bangga, Ikhsan mengaku dalam ajang internasional itu ada tujuh siswa Surabaya yang pulang dengan membawa medali. Sebelumnya dalam OSN 2015, siswa asal Surabaya yang berhasil membawa medali juara terdapat 20 siswa. “Sebenarnya semua juga pemenang di OSN. Tapi yang bisa sampai ke tingkat internasional hanya tujuh siswa,” tutur Ikhsan.
Kabid Pendidikan Dasar Eko Prasetyoningsih mengakui, deretan prestasi yang diraih siswa itu sejatinya memang by design. Artinya, mereka dilatih dan dipersiapkan oleh para pembimbing khusus  untuk menghadapi ajang paling bergengsi di bidang sains tingkat pelajar ini. “Tentu saja, prestasi tidak serta merta datang begitu saja.  Ada upaya keras yang harus dilalui” pungkas dia. [Adit Hananta Utama]

Tags: