Salah Prediksi Musim, Petani Melon dan Semangka Tulungagung Gigit Jari

Sumarno kini hanya dapat memandangi tanaman melon dan semangkanya yang gagal panen akibat areal persawahan yang disewanya di Desa Rejosari Kecamatan Gondang, Tulungagung, tergenang banjir.

Sumarno kini hanya dapat memandangi tanaman melon dan semangkanya yang gagal panen akibat areal persawahan yang disewanya di Desa Rejosari Kecamatan Gondang, Tulungagung, tergenang banjir.

Tulungagung, Bhirawa
Hujan di musim kemarau membuat petani melon dan semangka di Kabupaten Tulungagung kelimpungan. Mereka gigit jari karena tanamannya gagal panen akibat masih tingginya intensitas hujan yang turun di daerah itu.
“Semua petani melon dan semangka saat ini rugi  akibat hujan yang mengenangi lahan,” ujar Sumarno (45), salah seorang petani melon dan semangka di Desa Rejosari Kecamatan Gondang pada Bhirawa, Kamis (21/7).
Menurut dia, tahun ini para petani melon dan semangka salah dalam memprediksi. Musim kemarau yang diharapkan dapat meraup untung dengan menanam buah melon dan semangka justru membuat petaka bagi mereka.
“Tahun lalu saat-saat seperti sekarang merupakan berkah bagi kami. Tapi sekarang justru sebaliknya. Hujan terus turun di musim kemarau jadinya membuat rusak tanaman kami,” paparnya.
Sumarno mengungkapkan tahun lalu dari dua bahu areal sawah yang disewanya dan ditanami melon dan semangka dapat menghasilkan laba kotor sebesar Rp 50 juta. “Sekarang tidak dapat apa-apa. Lihat saja areal sawah malah tergenang air. Saya jadi rugi Rp 20 juta,” tuturnya sambil menunjuk areal persawahan yang disewanya.
Begitu pun yang dikatakan Edi (37), warga Kecamatan Gondang lainnya. Ia yang juga tercatat sebagai PNS lingkup Pemkab Tulungagung dan mencoba keberuntungan dengan berusaha menanam melon dan semangka tidak bisa menikmati hasil tanaman yang ditanamnya.
“Sudah ludes semua tanaman melon dan semangkanya. Tidak bisa panen,” katanya.
Edi membeberkan seharusnya pada bulan ini para petani melon dan semangka dapat memetik hasil panen. “Tetapi kenyataannya tidak. Gaji ke-14 dan gaji ke-13 yang saya terima juga amblas untuk menutupi kerugian akibat tanaman melon dan semangka gagal panen,” tuturnya lantas tersenyum kecut.
Hujan yang saat ini sering turun di Kabupaten Tulungagung tidak hanya membuat petani melon dan semangka di Kecamatan Gondang gigit jari, tetapi juga petani serupa di Kecamatan Boyolangu dan sekitarnya. Bahkan petani tembakau juga ikut merasakan hal yang sama akibat masih tingginya intensitas curah hujan itu.
Sumarno mengakui sampai saat ini belum ada bantuan dari pemkab setempat terkait gagal panennya ratusan petani melon dan semangka. Apalagi sebagian dari mereka menanam di lokasi sawah tadah hujan dan mengakibatkan areal sawah tergenang banjir saat hujan turun.
Rencananya, jika hujan terus turun di musim kemarau para petani melon dan semangka di Desa Gondang tidak akan lagi menanam biah tersebut. “Terpaksa tanam jagung saja. Daripada tidak ditanami kan lebih baik ditanami jagung,” terang Sumarno. [wed]

Tags: