Salahi Fungsi Bedak, Wali Kota Probolinggo Sidak Pasar Gotong-royong

Wali kota Hadi kumpulkan kepala UPT Pasar dan jajarannya.[wiwit agus pribadu/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Mendapati laporan warga terkait adanya penyalahgunaan fungsi bedak di Pasar Gotong Royong Kota Probolinggo,tanpa pengawalan, Selasa 7/1/2020 pagi, Wali Kota Hadi Zainal Abidin sidak langsung ke pasar yang terdiri dari dua lantai tersebut.
Sampai di Pasar Gotong Royong, wali kota Hadi menuju ke lantai dua yang diisi beberapa pedagang sayuran. Kondisi pasar dirasa kurang layak karena banyak atap rusak sehingga becek kena guyur air hujan. Secara pribadi, wali kota Hadi kemudian menyerahkan sejumlah uang untuk membenahi atap yang bocor.
Bergeser di lantai satu, lebih banyak bedak di area dalam yang kosong. Parahnya, beberapa bedak sudah berubah jadi tempat tinggal. Terlihat sejumlah orang tidur di lantai.
Sontak wali kota pun geram mendapati temuan tersebut. Terlebih lagi dalam laporan yang diterima, lokasi itu dipakai untuk tempat mabuk-mabukan. Seketika itu juga semua petugas pasar dipanggil termasuk Kepala UPT Pasar M Arief Billah yang terkejut dengan kedatangan wali kota.
“Saya minta fungsi pasar dikembalikan, kenyamanan dijaga. Paham ya? Apalagi sampai ada tempat mabuk-mabukkan. Pasar jangan digunakan hal-hal lain. Yang tidak sesuai fungsi pasar harus dirubah,” tegas wali kota pada pegawai pasar.
Jika perekonomian lancar, kata wali kota Hadi, maka perekonomian yang baik akan berdampak pada pedagang. Ia pun meminta masukan kebutuhan pasar agar bisa diajukan pada Perubahan APBD 2020 mendatang.
“Kita perbaiki. Jangan becek seperti ini dibiarkan saja sehingga kenyamanan pasar terganggu. Nanti kalau pasar tidak nyaman yang disalahkan pemerintah. Ini (kenyamanan pasar) berlaku pada semua pasar yang ada di Kota Probolinggo,” tuturnya.
Wali kota Hadi menjelaskan, dalam sidaknya ia ingin melihat sarana prasarana dan kondisi lainnya di Pasar Gotong Royong. Katanya, pemerintah harus turun tangan untuk ambil alih langkah-langkah sehingga kenyamanan masyarakat di pasar tradisional dapat dilestarikan.
Untuk itu ia menekankan kepada Kepala UPT Pasar dan jajarannya jika ada toko yang tidak segera diundang untuk dialihkan ke orang lain. “Buat sesuai fungsinya, jangan jadi penampungan atau tempat tinggal yang menimbulkan keresahan bahkan sampai mabuk-mabukan, menganggu mereka yang bekerja disini,” tandas wali kota Hadi.
“Kami mengambil langkah sebagai bentuk pemerintah hadir untuk mengayomi masyarakat. Merapikan toko yang ditempati sebagai tempat tinggal untuk dibuat toko agar perekonomian tetap berputar,” tegas mantan anggota DPR RI ini.
Wali kota juga mengajak seluruh pegawai pasar melihat fasilitas yang kurang memadai. “Harapannya, perekonomian pasar tradisional mendapat dukungan dan fasilitas yang baik,” ucapnya.
Kepala UPT Pasar Arief Billah menyatakan pihaknya siap menjalankan apa yang menjadi atensi Wali Kota Habib Hadi untuk ditindaklanjuti. Ia membenarkan ada fakta beberapa bedak menjadi tempat tinggal, untuk mengatasinya harus berkoordinasi dengan Satpol PP dan BPPKAD (Bidang Aset).
Arief menuturkan ada 37 ruko dan 119 bedak di Pasar Gotong Royong, namun ia belum bisa mengetahui berapa yang digunakan dan dialihfungsikan. “Insyaallah dalam waktu dekat kami data dan tindaklanjuti.
Kami berharap pedagang bisa menggunakan haknya berjualan dan memenui kewajiban membayar retribusi. Yang menyalahgunakan bedak kami harap segera mengerti karena ini resikonya. Kami juga akan melakukan pendekatan persuasif dan kerjasama dengan instansi terkait,” tambah Arief Billah.(Wap)

Tags: