Salma Neyla, Gadis Berjilbab Jago Baca Puisi

Salma Neyla dengan piala kebanggaannya.

Salma Neyla dengan piala kebanggaannya.

Kota Batu, bhirawa
Jarang sekali menemukan siswa yang berminat untuk menekuni baca puisi. Umumnya mereka membaca dan menulis puisi di saat sedang jatuh cinta. Namun ada satu sosok gadis belia yang cukup berprestasi membaca puisi sejak SD. Di adalah Salma Neyla, siswi kelas 8 SMPN 1 Kota Batu.
Perasaan bahagia dan senang nampak dari raut wajah gadis berjilbab ini. Pasalnuya dalam seminggu, dia menyabet juara bergengsi baca dalam 2 kompetisi sekaligus. Pertama menjuarai lomba baca puisi dalam Pekan Seni Pelajar (PSP) di Banyuwangi pada 2 Juni lalu dan juga di ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Provinsi Jawa Timur di Surabaya pada 6 Juni lalu. Salma mengaku tidak menyangka berhasil menyabet prestasi bergengsi antar siswa se-Jatim tersebut. Pasalnya, persaingan dalam dua ajang perlombaan tersebut sangat ketat.
Atas keberhasilan itu gadis kelahiran Kota Batu 25 Februari ini mendapatkan dua tropy, piagam dan uang pembinaan. Salma juga akan mendapatkan hadiah khusus dari Walikota Batu bagi siswa-siswi berprestasi yaitu mengikuti studi banding ke Singapura.
“Tentunya senang sekali, karena saya diberitahu Bu Mistin (Kepala Dindikpora,red), kalau Walikota Batu akan memberikan hadiah mengikuti studi banding ke Singapura,” ungkap Salma berbunga-bunga.
Tidak hanya itu, Salma juga akan menjadi wakil Jawa Timur untuk mengikuti PSP tingkat nasional di Palembang tahun ini. Untuk mengikuti kejuaraan tersebut Salma mengaku akan berlatih lebih giat lagi, agar bisa mengharum Kota Batu dan Jawa Timur diajang nasional.
Putri kedua dari pasangan Sugeng Subagyo dan Eko Widyastuti mendapatkan prestasi dalam lomba baca puisi bukan yang pertama. Pada saat sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Bustanul Ulum Batu juga pernah juara pertama baca puisi pada ajang PSP tingkat Jawa Timur pada tahun 2012 lalu.
Meski jago dalam baca puisi, Salma ini terbilang pendiam. Karena ketika di rumah tidak pernah terlihat latihan atau membaca puisi. Latihan baca puisi biasanya dilakukan di sekolah dengan pendampingan ibu gurunya,  Wiwit Dwi Wahyuni.
Salma mengaku kalau di rumah hanya belajar baca puisi dalam hati. Tetapi ketika di sekolah belajar baca puisi dengan benar sesuai yang ditampilkan dalam perlombaan.
Untuk mengikuti ajang PSP dan FLS2N ini, persiapannya terbilang mempet. Betapa tidak usai mengikuti ujuan kenaikan kelas langsung tancap gas mengikuti kejuaraan tersebut. Walau begitu, kemampuan Salma masih belum tertandingi di tingkat Jatim.
“Waktu itu latihannya memang setiap hari, tetapi hanya sebentar. Baru setelah mengikuti ujian kenaikan kelas, saya konsentrasi belajar baca puisi,” kata Salma yang mengaku tidak suka didampingi ibu bapaknya saat mengikuti lomba baca puisi.
Persiapan paling singkat justru saat mengikuti FLS2N, usai mengikuti lomba di Banyuwangi Salma langsung pergi ke Surabaya.
“Kelelahan perjalanan dari Banyuwangi ke Surabaya akhirnya terobati begitu menggenggam trophy juara I,”  kata Salma dengan senyum mengembang.
Bagi Salma mengikuti dua perlombaan dalam waktu pendek itu merupakan pengalaman yang amat berharga. Seperti saat mengikui perlombaan di Banyuwangi  sempat melihat teman-temannya yang mengalami hal-hal aneh, seperti kaki kejang, atau tiba-tiba sakit.
Melihat hal itu, pembinanya selalu memotivasi. Jadi, pada saat di Banyuwangi tidak melakukan latihan di tempat tersebut.  Padahal peserta lain banyak yang melakukan latihan.
“Sewaktu di Banyuwangi, saya tidak latihan. Bu Wiwit (pembinanya,red) menekankan agar saya menyiapkan mental saja,” terangnya.
Keberhasilan Salma memang cukup melegakan dan membuat kontingen Kota Batu bangga, karena dia menjadi satu-satunya siswa yang bisa merebut trophy juara I di akhir perlombaan. [sup]

Tags: