Sama-sama NU, Tak Akan Ada Konflik di Pilkada Jatim

Ustad M Idrus Ramli saat memberi ceramah kemarin. [gatot/bhirawa]

Surabaya,Bhirawa
Sejumlah tokoh NU masih yakin siapapun yang menjadi gubernur dalam Pilgub Jatim 2018 ini tidak akan membuat perpecahan. Karena kedua pasangan calon yang bertarung nanti dianggap sama-sama sanggup mengemban amanat rakyat Jatim yang mayoritas kalangan NU.
Salah satu tokoh NU, Ustad M Idrus Ramli meyakini tidak akan ada konflik politis dalam Pilgub Jatim mengingat kedua paslon adalah kader NU. Ia mengimbau kepada masyarakat Jatim, terutama warga nahdliyin untuk menghindari konflik karena beda pilihan.
Menurutnya memilih pemimpin adalah hak semua warga Indonesia, sedangkan beda pilihan merupakan prinsip yang harus dihormati oleh siapapun.
“Ngak perlu sampai konflik karena beda pilihan. Mungkin perlu istikharah siapa yang paling baik dari kedua paslon ini,” ujarnya, Kamis (10/5).
Tokoh NU yang disebut-sebut sebagai pendekar Aswaja ini memandang, kedua paslon, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno memiliki latar belakang yang sama, Khofifah dan Saifullah Yusuf merupakan kader NU dan putera daerah. “Jadi artinya, siapapun yang jadi cocoklah, karena sama-sama putera daerah,” jelasnya.
Alumnus Pondok Pesantren Sidogiri ini menilai, masyarakat Jawa Timur terutama warga nahdliyin sudah dewasa dalam memilih. Pilgub Jatim 2018 memang berpotensi menyuguhkan tarik ulur dukungan di kalangan warga NU. Namun, kondisi itu tidak sampai menimbulkan konflik.
Sejauh ini, lanjutnya, kondisi politik dan masyarakat sudah adem ayem. Kondisi ini harus dirawat bersama-sama. Potensi konflik SARA juga tidak ada. Karenanya dia berharap Pilgub Jatim bisa menjadi barometer politik damai di Indonesia.
“Kayaknya kalau konflik itu tidak ada, kalau saya perhatikan yang potensi konflik itu Jawa Tengah. Karena di Jatim mayoritas NU, di luar NU nanti ikut-ikutan saja,” terangnya.
Pria kelahiran Jember ini berharap, siapapun yang terpilih adalah yang terbaik bagi umat Islam dan masyarakat Jawa Timur. Kedua paslon harus siap kalah dan menang. Siapapun yang menang, yang kalah harus menerima. Dan yang menang harus sungguh-sungguh memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Jatim.
Menurutnya, paslon terpilih memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menggali potensi kekayaan daerah. Potensi garam di Madura harus dimaksimalkan. Di Jawa Timur banyak memiliki potensi ikan, potensi ini harus dikembangkan,
“Kemudian membuka lapangan pekerjaan di beberapa titik yang diperlukan. Ini ada isu bahwa beberapa pengeboran di sekitar Madura, ada 7 pengeboran itu kan asing, ini harus kembali ke masyarakat Jatim,” tandasnya. [gat]

Tags: