Sambung Jembatan Rejoto dengan Jalinbar Mojokerto

Wakil Wali Kota, Suyitno (kiri) bersama Wali Kota, Mas’ud Yunus (tengah) dan Kadis PU, Wiwit Febriyanto saat peresmian Jembatan Rejoto, Senin (23/1) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Pemanfaatan Jembatan Rejoto (Pulorejo – Blooto) yang menghubungkan wilayah Pulorejo dan Blooto, Kec Prajurit Kulon, Kota Mojokerto bakal terus dilengkapi Pemkot Mojokerto. Pemkot Mojokerto akan menyambung jembatan Pulorejo itu dengan membangun Jalan Lingkar Barat (Jalinbar) tahun ini.
”Kami akan teruskan dengan membangun Jalinbar yang menyambung dengan Jembatan Rejoto ini. Kalau sudah tersambung akan membuka akses wilayah barat Kota Mojokerto. Supaya tak terjadi kesenjangan dengan wilayah timur,” ujar Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus, ketika meresmikan Jembatan Rejoto, Senin (23/1) kemarin.
Jembatan Rejoto yang diresmikan wali kota ini, dianggarkan secara multy years mulai tahun 2014 dan menelan anggaran hampir Rp40 miliar. Dengan dioperasikannya jembatan sepanjang 130 meter itu diharapkan bisa membuka kawasan barat Kota Mojokerto yang selama ini terisolasi.
”Jembatan Rejoto ini bisa menghidupkan perekonomian kawasan barat kota. Sehingga kesenjangan pemerataan pembangunan dengan kawasan timur bisa dipersempit,” tambah Wali kota.
Dalam peresmian kemarin, wali kota didampingi Wakil Wali Kota, Siyitno, Kadis PU, Wiwit Febrianto, serta jajaran Forkompimda dan Pimpinan SKPD.
”Setelah Jembatan Rejoto ini selesai, pengembangan kawasan barat kita lanjutkan dengan pembangunan jalan lingkar barat, pengoperasian kampung bahasa di Pulorejo dan pembangunan Kampus PENS,” tandas wali kota.
Terkait pemilihan nama Jembatan Rejoto, Mas’ud Yunus mengaku mendapatkan dari masyarakat ketika dirinya menggelar kegiatan lapangan. Saat itu seorang wanita mengusulkan kepada dirinya penggunaan nama Rejoto untuk jembatan prestisius itu.
”Jadi nama Rejoto itu murni dari usulan masyarakat Kel Pulorejo. Rejoto itu singkatan dari Pulorejo dan Blooto,” tandasnya.
Wali kota berharap, jika jembatan sudah dioperasikan, masyarakat harus ikut menjaga dan merawat keberadaan jembatan kebanggaan warga Kota Mojokerto itu. ”Bukan hanya ikut berpartisipasi, tapi masyarakat harus ikut terlibat langsung dalam merawat dan menjaga keawetan jembatan,” pesan wali kota.
Sementara itu, Kadis PU Kota Mojokerto, Wiwit Febrianto menuturkan, secara tehnik, Jembatan Rejoto memiliki kemampuan daya beban yang mampu dilewati kendaraan dengan tonase setara truck kelas dua dan tiga.
”Karena lalu lintas kendaraan disini nanti bisa berupa truck yang mengangkut tebu, pasir hingga Sembako dan bahan bangunan,” urai Wiwit.
Terkait umur tehnik jembatan, alumnus ITS Surabaya ini menjelaskan jika dari spesifikasi bahan, sudah dihitung jembatan akan mampu bertahan hingga 50 tahun kedepan. Panjang jembatan utama, menurut Wiwit, sepanjang 130 meter, yang terdiri dari tiga bentang dengan panjang masing-masing 40 meter, 50 meter dan 40 meter.
”Nanti setiap sepuluh tahun kita lakukan pemeriksaan dan perawatan secara berkala,” pungkas Wiwit. [kar]

Tags: