Sambut Era New Normal, Mal di Kota Malang Segera Beroperasi

Ketua APPBI Malang Suwanto ketika melakukan pengecekan untuk menyambut New Normal

Kota Malang, Bhirawa
Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu masuk dalam 25 wilayah yang akan terapkan New Normal. Persiapan untuk menuju New Normal, berbagai sektor mulai disiapkan, guna menyambut tatanan kehidupan baru tersebut. Salah satunya pusat perbelanjaan atau mal di Malang.

Suwanto, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Malang, mengutarakab, pihaknya telah meminta semua anggotanya untuk menyiapkan protokol kesehatan menyambut New Normal. Meski protokol kesehatan ini sudah dilakukan sejak awal masa pandemi Covid-19, beberapa waktu yang lalu.

Menurut dia, masing-masing mal sudah disiapkan, dengan menyediakan tempat cuci tangan di pintu masuk, kemudian dia juga minta seluruh anggota untuk pakai face fielt, hand sanitizer dan menyiapkan thermo gun. ” “Penyemprotan disinfektan secara rutin dan menyiapkan pola physicial distancing seperti di resto dan departemen store,” kata Suwanto.

Dia mengungkapkan, selain pengumuman ke seluruh anggota APPBI pihaknya juga melakukan sosialisasi ke pengunjung. Sosialisasi yang dilakukan dengan memasang pengumuman protokol kesehatan di pintu masuk semua mal.
Kemudian jumlah pengunjung yang masuk ke departemen store dibatasi maksimal 300 orang saja.

“Departemen store itu diantisipasi masuknya dengan maksimal jumlah pengunjung masuk 300 orang, pintu masuk dan keluarnya di buat berbeda. Tentu kami sudah mempersiapkan itu dan pengunjung wajib pakai masker jadi kita sudah lakukan itu,” sambung Suwanto.

Wilayah Malang Raya sendiri telah menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak Minggu, 17 Mei 2020 dan akan berakhir pada Sabtu, 30 Mei 2020 mendatang. Setelah PSBB berakhir mal di Malang bakal mulai beroperasi sejak tanggal 1 Juni mendatang.

“Kemungkinan setelah PSBB kita langsung running, mulai tanggal 31 Mei kalau buat Lippo Mall grup mulai tanggal 1 Juni. Untuk pembatasan pengunjung kita ada checker, memanfaatkan checker begitu jumlah pengunjung 300 langsung kita close. Tidak boleh masuk menunggu pengunjung keluar. Antri pun kita buat jarak, per 1 meter,”imbuhnya.

Suwanto mengatakan, dampak dari penerapan protokol kesehatan seperti pembatasan jumlah pengunjung tentu berpengaruh terhadap perputaran nilai ekonomi di mal. Namun, pihaknya menyebut ada perubahan pola belanja masyarakat. Saat ini masyarakat datang memilih barang bila cocok langsung dibayar karena pengunjung enggan berdesakan atau berkerumun.

“Pasti akan berpengaruh terhadap peputaran (uang) karena biasanya 500 orang langsung masuk, tetapi poin positifnya adalah kita sebelum libur kan sempat buka, orang sekarang polanya datang langsung beli. Kalau dulu tidak. Sekarang orang tidak lama-lama pilih barang, cocok langsung beli. Begitu datang beli karena malas dengan kerumuman,”tambahnya.

Pihaknya juga tidak membuat ruang ganti. Ruang ganti di tutup karena tidak di izinkan untuk mencoba karena itu prosedur yang digunakan. [mut]

Tags: