Sambut HJKS Ke-721, Lima Seniman Lukis Senior Unjuk Gigi

2-photo-1Surabaya, Bhirawa
Rana kehidupan adalah sebuah tema besar karena geliat esensi hidup sebuat masayrakat manusia (red:kota) tidak boleh lepas dari rana. Sebab tanpa cahaya kota hanya bungkus tanpa ruh. Karena itu meski hanya rupa sebersit di ujung lorong gelap maka setapak demi setapak musti disusuri demi meraihnya.
Lima pelukis senior kota Surabaya mencoba mengabadikan ruh kota Surabaya sebagai peringatan hari jadi Kota Surabay(HJKS ) ke 721.
Ketua UmumĀ  Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Crisman Hadi mengatakan, bukankah sebagai ciptaan manusia juga memiliki unsure cahaya? Kiranya memang demikian tapi sejarah kontemporer peradaban telah menyajikan fakta sebaliknya.
Saat membuka pameran lukisan lima pelukis senior kota Surabaya , Senin(12/5), Crisman menurutkan, di mana secara sistematik, pelan tapi pasti peradaban manusia dan kemanusiaan berangsur-angsur menjauh dari cahaya di dalam dirinya sendiri. Karena itu senantiasa memerlukan momentum-momentum untuk mengingatkan agar senantiasa kembali lagi fitra cahayanya yang sudah lama dilupakan bahkan ditinggalkan.
” Itulah pentingnya mengapresiasi sebuah pameran lukisan. Karena itu adalah serupa momentum untuk kembali fitri, kembali jadi jati diri cahaya. Agar kehidupan kembali bercermin, agar kehidupan kota tak semata-mata mengapresiasi hanya yang kasat semata. Sebab esensi hidup sesungguhnya tak kasat mata dan hanya bisa dihayati lewat kedalaman rasa estetik nan public,” katanya.
Pameran lukisan yang digelar di Balai Pemuda Surabaya, memamerkan 27 karya lukisan dari lima seniman lukis asal Surabaya ini rata-rata lukisannya dengan gaya realis dalam kontemporer. Dan dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-721 lukisannya menggambarkan Kota Surabaya zaman dahulu dan Kota Surabaya zaman sekarang.
Ketua penyelenggara dalam pameran ini dan juga ikut andil dalam empat karya lukisannya, Edie Supriyanto mengatakan, dengan adanya pameran ini yang digelar sampai 16 Mei 2014 bertujuan untuk mengapresiasikan masyarakat bahwa kita masih aktif dalam hal berkesenian khususnya dalam bidang melukis.
” Ada 5 seniman lukis yang andil dalam menyambut hari jadi kota Surabaya ini, seniman-seniman yang sudah menginjak usia lanjut ini masih peduli dalam mengembangkan dunia kesenian. Salah satunya Iwan Mas’ud yang sekarang menginjak usia 70 tahun juga ikut andil, seniman ini juga ikut serta dalam pembuatan relief KBS, JMP, monument Bambu Runcing, dan masih banyak lainnya yang pasti ikut mengembangkan Kota Surabaya,” kata Edie Supriyanto.
H. Winarno seniman lukis asal Surabaya yang juga pernah mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo ini mengungkapkan, sering melakukan pameran di kota-kota besar. Sejak tahun 1979 karya-karyanya yang mengapresiasikan kegemarannya dalam memelihara tanaman dikelindankan dengan sentuhan spiritual yang halus dan mendalam.
” Dalam berkesenian diawali mulai dari merangkai janur, pertamanan/relief, melukis, batik, tart cake decoration. Didalam kehidupan ini apapun yang ada disekeliling kita, tidak terlepas dari sentuhan seni,” pesannya. [geh]

Tags: