Sambut HUT RI ke-71, Dinsos Gelar Seminar Kepahlawanan Bagi Guru Sejarah

karikatur guru (1)Pemprov Jatim,Bhirawa
Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-71 tahun 2016, Dinas Sosial Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial bagi guru sejarah di Kota Surabaya dan Sidoarjo. Kegiatan yang berlangsung, Selasa (26/7) dihadiri lebih dari 60 guru yang berasal dari sekolah jenjang SMP dan SMA.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Jawa Timur, Amran Linda mengatakan, jumlah Pahlawan Nasional se-Indonesia sampai dengan tanggal 10 Nopember 2015 berjumlah 168 orang termasuk pahlawan nasional yang berasal dari Jawa Timur sebanyak 26 orang. Tahun 2015 pahlawan nasional dari Jawa Timur adalah Mas Isman dan M. Jasin.
Kegiatan sarasehan pelestarian nilai nilai kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial ini dilaksanakan sebagai wahana untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan dan menegakkan nilai-nilai demokrasi berdasarkan moral dan etika berbangsa dan bernegara. Selain itu juga untuk mempererat persaudaraan serta untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa kita kedepan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.
Menurut sejarah, perjalanan bangsa Indonesia berdiri suatu organisasi yang bergerak di bidang sosial yang menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan. Menilik dari sejarah terbentuknya Boedi Oetomo yang didirikan oleh pemuda-pemuda intelek pada zaman itu, maka sudah sepatutnya sebagai pelajar dan pemuda juga harus memiliki semangat yang sama untuk  kebangkitan Indonesia, kebangkitan untuk maju, hidup, dan berkembang seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Dikatakannya, dimensi pembangunan manusia dan masyarakat, diarahkan pada upaya, kebijakan, dan program pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat yang dapat menghasilkan generasi muda yang unggul, yang diharapkan mempunyai mental dan karakter  yang tangguh dengan perilaku positif dan konstruktif, sehingga  menjadi generasi muda yang kreatif, inovatif, berdedikasi, disiplin, dan kerja keras, sebagai modal sosial yang positif bagi pembangunan.
Senada dengan Amran, Kasubdit Pelestarian Nilai Kepahlawanan dan Keperintisan Kementerian Sosial (Kemensos), Arif Nahari menambahkan, pahlawanan masa kini adalah mereka yang memiliki mental sehat dan berorientasi mewujudkan kemajuan bersama. Indonesia menghadapi tantangan dalam mewujudkan revolusi mental. “Revolusi mental yang kini menjadi agenda besar pemerintahan Jokowi JK adalah sebagai ikhtiar membangun Indonesia yang lebih baik,” ungkapnya.
Menurutnya, misi gerakan revolusi mental adalah pertama memperkuat nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong sebagai pola pikir, pola sikap dan pola tindak para penyelenggara negara dan masyarakat. Kedua, menegakkan aturan-aturan yang mengacu pada nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong terhadap penyelenggara negara. Ketiga mempraktikkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat. Keempat melembagakan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong secara sistemik dan terstruktur pada penyelenggara negara dan masyarakat dan kelima memperluas keterlibatan penyelenggara negara dan masyarakat dalam membangun budaya integritas, etos kerja, dan gotong royong. [Inf.rac]

Tags: