Sambut UN Habitat, Pasar Tunjungan Hanya di Cat

Salah satu sudut di Pasar Tunjungan.

Salah satu sudut di Pasar Tunjungan.

Surabaya, Bhirawa
Pedagang Pasar Tunjungan rupanya harus kembali menelan pil pahit dari PD Pasar Surya. Pasalnya, perbaikan dengan cara pengecatan yang dilakukan hanya sebatas penyambutan Konferensi Dunia UN Habitat pada 25 hingga 27 Juli saja.  Setelah itu pasar yang berada di Jalan Tunjungan itu akan dirobohkan dan dibangun ulang.
Revitalisasi Pasar Tunjungan ini pun sepertinya hanya sebatas angan-angan. Hingga saat ini wacana revitalisasi masih seputar pematangan konsep dan detail engineering design (DED) pasar. PD Pasar Surya memperkirakan, anggaran revitalisasi mencapai Rp170 miliar.
Direktur Teknik PD Pasar Surya (PDPS), Ferry Zandy mengatakan, Perbaikan Pasar Tunjungan tersebut dilakukan hanya pengecatan bagian luar agar tampak bersih dan sedap dipandang tamu dari 193 negara anggota PBB dari 7.000 peserta.  “Di cat saja biar tidak kelihatan mangkrak. Meski bukan jadi jujugan, tapi pasti akan dilewati nantinya oleh peserta UN Habitat,” katanya saat dikonfirmasi Bhirawa, Minggu (19/6) kemarin.
Ferry sapaan akrabnya menjelaskan, proses pengecatan Pasar Tunjungan ini sudah berjalan seminggu yang lalu. Selain pengecatan juga dilakukan pembersihan kaca yang tampak kotor dan kusam. Plakat berupa seng pun juga turut diperbaiki mengingat banyak yang mengelupas.  “Kami inisiatif sendiri, kalau tidak ada UN Habitat, ya sudah kami bongkar itu. Berhubung ada UN Habitat, kami pending dulu. Sekaligus tunggu DED-nya (Detail Engineering Design) jadi,” ujarnya.
Proses perbaikan Pasar Tunjungan ini, Kata Ferry hanya menelan biaya sebesar Rp5 juta. Selebihnya, mendapatkan sumbangan dari pihak rekanan PD Pasar Surya, baik berupa Corporate Social Responsibility (CSR).  “Kalau dihitung hanya sekitar Rp5 juta, Kami juga dapat sumbangan dari rekanan PD Pasar. Kalau nilainya tinggi banget pasti akan konsultasi ke Pemkot dulu,” katanya.
Dalam revitalisasi nanti, Feri mengatakan para pedagang akan direlokasi ke beberapa pasar binaan PD Pasar Surya. Tidak menutup kemungkinan kantor PD Pasar Surya di Jalan Manyar pun akan menampung pedagang Pasar Tunjungan.  “Kami juga menawarkan di lantai satu kantor kami di Jalan Manyar. Saat ini sudah ada beberapa yang berencana beralih ke kantor kami,” jelasnya.
Ferry mengatakan nantinya Pasar Tunjungan dibongkar total, dan dibangun dari nol dengan konsep modern bergaya heritage sebagai identitas bangunan Surabaya. Pembangunan ini murni dari APBD Pemkot Surabaya. “Konsep desainnya dapat input dari pemkot agar bangunan baru itu dapat mengakomodir kegiatan masyarakat, bisa untuk UKM, dan tetap menghimpun pedagang yang sebelumnya berjualan di sana, tanpa dipungut biaya lagi,” pungkasnya.
Ia memastikan, perencanaan pembanguan dan pembongkaran Pasar Tunjungan akan rampung pada tahun ini. “Tapi untuk pembangunan fisik masih belum tahu, belum bisa diperkirakan,” katanya.
Sementara, Pedagang di Pasar Tunjungan, Rudi meminta tempat penampungan sementara yang lokasinya tidak jauh dari tempat semula. Bukan ditempatkan di pinggiran yang tak ada pembelinya. “Itu sama saja membunuh usaha kami,” kata pedagang dan servis arloji ini.
Selain itu, pedagang lainnya yang mengaku bernama Jum ini menjelaskan, saat ini hanya tersisa  sepuluh pedagang yang berjulan di pasar Tunjungan. Meski bukan pemilik lapak, tapi ia adalah  seseorang yang menyewa lapak di Pasar Tunjungan, dengan harga Rp750 ribu perbulan, untuk menyambung hidup.
“Dulu pedagang jualan disini, setelah pasar Turi dibenahi, mereka pindah, disini dibenahi mereka nggak mau kembali karena mahal,” katanya.
Saat ditanya adanya rencana PD Pasar Surya untuk merelokasi para pedagang, ia mengaku pasrah. Sebab, pihak pengelola PD Pasar Surya meminta untuk meninggalkan tempat untuk jualannya. “Orang-orang kalau disuruh pindah nggak mau kalau nggak ada uang penggantinya. Takut kembali ternyata harganya dinaikkan, karena buktinya sudah ada beberapa orang yang nggak kuat bayar, lapaknya disita,” jelasnya. [geh]

Tags: