Sampah Kota Surabaya Alami Kenaikan 300 Ton Perhari

SampahPemkot Surabaya, Bhirawa
Sampah di Surabaya terus bertambah jumlahnya. Ini terkait dengan menjamurnya  tempat usaha dan semakin banyaknya jumlah penduduk Kota Surabaya.
Berdasarkan data pada tahun 2012 dan 2013, volume sampah yang dihasilkan warga Surabaya mencapai  1.100 ton. Namun memasuki tahun 2014, volume sampah meningkat menjadi  sekitar  1.400 ton setiap harinya.
Menurut Kepala Dinas  Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya Khalid Bukari,   kenaikan volume sampah ini tak bisa dilepaskan dari   banyaknya jumlah  tempat usaha terutama hotel dan restoran.  Kedua tempat tersebut, banyak menghasilkan sampah, terutama sampah dapur.
Kondisi ini ditambah dengan  meningkatnya jumlah warga Kota Surabaya dan juga   banyaknya wisatawan. Ini tidak lain   karena Surabaya menawarkan berbagai kemudahan dan menjadi destinasi tujuan wisata.
”Sebenarnya peningkatan sampahnya tak begitu banyak sekitar  200 hingga 400 ton per hari. Dan jumlah sampah di Surabaya sendiri menjadi  1.400 ton. Dan sampah itu yang masuk ke TPA  (Tempat Pembuangan Akhir) Benowo,” jelasnya Minggu (21/9) kemarin.
Namun yang perlu diingat,  produksi sampah di Surabaya sendiri bisa menembus hingga  1.800 ton per hari.  Namun  sampah tersebut tidak semuanya dibuang ke TPA, namun diolah sehingga  jumlah sampah  bisa dikurangi hingga 400 ton per hari.
Selain adanya rumah kompos, turunnya jumlah sampah disebabkan makin sadarnya warga Kota Pahlawan yang makin peduli dengan lingkungan.
”Meski jumlahnya masih jauh lebih kecil dibandingkan jumlah sampah perhari. Dengan adanya keterlibatan masyarakat ini sangat jauh menolong. Karena mereka sudah memilah, memilih dan mengolah sendiri sampah organik menjadi pupuk kompos,” imbuhnya.
Di sisi lain, Pemkot Surabaya akan memberlakukan perda pengolahan sampah pada tahun 2015 nanti.  Dimana, setiap usaha seperti restoran dan hotel  tidak boleh membuang sampah  ke TPA secara langsung. Namun sampah yang dihasilkan itu harus diolah dulu. Setelah  sampah yang tersisa dan tak bisa diolah itu baru bisa dibuang ke TPA Benowo.
Langkah tersebut dilakukan untuk menekan  volume sampah yang semakin meninggi. Dengan diolahnya sampah oleh mereka, tentu bisa memberi nilai tambah karena hasil olahan sampah bisa dimanfaatkan untuk kompos.
”Tidak itu saja, pemilik usaha restoran dan hotel tidak boleh membuang sampahnya dengan menggunakan truk sampah milik pemkot ke TPA. Mereka harus membuang sendiri dengan menggunakan kendaraannya,” tegasnya.
Dengan semakin meningkatnya jumlah sampah perhari, Pemkot Surabaya siap menurunkan prosentase sampah sekitar 10 persen per tahun.
Bahkan menurut Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini volume sampah tidak bisa dihilangkan 100 persen, namun Pemkot akan meminimalkan sedikit demi sedikit.
Risma berusaha membebaskan Kota Pahlawan dari sampah, 10 persen per tahun. Caranya, dengan memberikan kesadaran ke masyarakat terhadap lingkungan dengan mengolah sampah.
”Untuk merdeka 100 persen dari sampah jelas tidak mungkin. Tapi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dengan mengolah sampah. Jumlah sampah bisa menurun 10 persen per tahun,” katanya. [dre]

Tags: