Sampah Plastik Kota Batu Harus Sumbang PAD

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Arief Asshidiq.

Kota Batu, Bhirawa
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu berencana membantu penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pemanfaatan limbah plastik. Untuk merealisasikan hal itu, DLH harus melakukan pengadaan mesin pengolah sampah plastik. Hasil kajian yang dilakukan, Pemkot harus mengeluarkan anggaran belanja Rp2 miliar untuk bisa memiliki mesin canggih ini.
”Mesin dikatakan canggih karena sudah tak lagi mengolah limbah plastik menjadi biji plastik, tetapi hasil yang dikeluarkan sudah berbentuk produk seperti, pot bunga, tas kresek, polybag, jeriken,” ujar Arief saat bertemu Bhirawa, Minggu (8/10) kemarin.
Ia optimis inovasi yang dilakukan ini bisa membantu pendapatan masyarakat maupun PAD Kota Batu. karena produk hasil pengolahan limbah plastik ini akan dijual. Khusus bagi masyarakat, mereka akan mendapatkan penghasilan tambahan dari penjualan sampah plastik kepada bank sampah yang telah ada. Untuk itu diharapkan masyarakat masyarakat lebih termotivasi dan bersemangat untuk memilah sampah, mana yang termasuk sampah plastik dan mana yang bukan plastik atau organik.
”Diharapkan saat membuang sampah, masyarakat sudah langsung memilah dan menyendirikan sampah plastik untuk kemudian dijual,” jelas Arief.
Inovasi yang dilakukan ini, masih kata Arief, bukan tanpa dasar. Karena di Kota Batu dalam sehari bisa terkumpul sampah sebanyak 70 ton. Dan 30% hingga 40% adalah sumbangan dari sampah wisatawan. Akibatnya, sampah Kota Batu akan menumpuk kalau tidak diolah dengadabeberapaemberikanmberikan dampak negatif bagi masyarakat.
Seperti pada hujan di Kota Batu yang turun pada Minggu (25/9) lalu. Sebanyak lima rumah di Dusun Krajan, Kel Songgokerto, Kec Batu, terendam luapan air. Bahkan pagar tembok berdiameter 10 meter x 4 meter ikut ambrol.
Salah satu korban, Ngadi, warga Gang Srigading, No.4, Dukuh Krajan, Kel Songgokerto menceritakan waktu itu (25/9) wilayah Kota Batu memang diguyur hujan lebat. Air naik tiba-tiba dengan ketinggian sekitar setengah meter dan masuk sampai ke dalam rumah. Tidak ada korban jiwa dalam musibah banjir saat itu. Hanya saja beberapa perabotan rumah tangga yang terendam air.
”Memang sering banjir di sini. Tapi baru kemarin ini yang besar. Mungkin karena baru hujan pertama dan gorong-gorongnya tersumbat akibat banyaknya sampah,” ujar Ngadi. [nas]

Tags: