Sampai Saat Ini Belum Ada Caleg Masuk RSJ Menur

Ruang kamar yang disediakan pihak RSJ Menur dalam merawat Caleg gila.

Ruang kamar yang disediakan pihak RSJ Menur dalam merawat Caleg gila.

(Diprediksi Seminggu Usai Hitung Ulang)
Surabaya, Bhirawa
Ketatnnya persaingan untuk selama penghitungan manual Pemilu 2014 justru membuat para Caleg masih belum ada yang mengalami gangguan psikis.  Sampai saat ini belum ada pasien Caleg gila di Rumah Sakit Jiwa (RSI) Menur Surabaya.
Direktur Utama RSJ Menur, dr Adi Wirachjanto mengatakan, belum adanya pasien yang masuk ke rumah sakit ini lantaran perhitungan secara manual belum finish. Kemungkinan para caleg masih mempunyai harapan atas kemenangannya.
Namun menurut dr.Adi ,ketatnya persaingan dalam perebutan kursi legislatif bakal memicu stres bahkan depresi. Fakta ini terlihat dari beberapa caleg gila yang sudah dirawat di RSI Jiwa di luar kota . Tetapi, kondisi ini belum terlihat di rumah sakit Menur yang pada tahun 2009 menerima 9 caleg gila.
Menurut Adi, selain belum rekapitulasi manual oleh KPU, belum adanya caleg stress yang masuk ke RSJ Menur, faktor utama caleg yang tidak gila yakni para caleg sudah mengetahui risiko kekalahan dalam Pileg.
Jika pun ada caleg yang stres akibat kekalahan pileg, dipastikan keluarga dan lingkungan adalah pihak yang memberikan dukungan. “Mungkin caleg yang frustasi masih atau dikendalikan di rumah. Atau ada yang dibawa ke guru spiritual dulu, setelah itu biasanya baru ke rumah sakit jiwa,” jelasnya.
Dimungkinkan, para caleg gagal baru dirujuk ke rumah sakit jiwa dua minggu setelah keputusan resmi dari KPU. Setelah keputusan resmi itu, biasanya para caleg mulai frustasi. Jika tidak kuat, maka secepatnya keluarga akan dirujuk ke rumah sakit jiwa. “Semakin dapat penanganan cepat, maka kesembuhannya juga cepat. Paling dua minggu atau sebulan sudah sembuh total,” kata Adi.
Ditanya terkait pravelensi soal peluang caleg stres dalam perhelatan pileg, Adi memprediksi 10 persen dari Caleg akan mengalami frustasi, baik ringan atau berat. Hitungannya kalau setiap kabupaten/kota ada minimal 1.000 caleg, sementara di Jatim ini ada 38 kabupaten/kota, maka akan ada 38.000 Caleg. Dari jumlah itu, paling tidak yang berhasil dan diterima tidak lebih dari 10 persen sisanya 90 persen mungkin. Yang tidak jadi ini ada kemungkinan akan mengalami gangguan jiwa,” jelasnya. [dna]

Tags: