Sanggar Tari se-Surabaya Gerebek Topeng Mauludan

Ribuan orang berebut tumpeng di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, Minggu (18/12) kemarin.[trie diana/bhirawa]

Ribuan orang berebut tumpeng di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, Minggu (18/12) kemarin.[trie diana/bhirawa]

(Ribuan Santri Pasuruan Berebut Buah Ancak Berisi Uang)
Pemkot Surabaya, Bhirawa.
Suasana di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya terlihat meriah, Minggu (18/12) kemarin. Ribuan orang dari berbagai penjuru Kota Surabaya ikut berpartisipasi di acara Gerebek Topeng Mauludan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H.
Peserta yang ikut dari berbagai kalangan, mulai pelajar hingga sanggar tari se-Surabaya. Ribuan orang tumplek blek di monumen kebanggaan Arek Suroboyo. Mereka saling berebut topeng khas Mauludan yakni berbentuk kepala macan. Selain itu, tumpeng berukuran sekitar tiga meter pun jadi rebutan peserta dan warga. Tumpeng berisi sayur mayur dan beraneka buah-buahan itu dalam hitungan menit langsung ludes.
Koordinator Gerebek Topeng Mauludan Heri Prasetyo atau yang akrab disapa Heri Lento ini mengatakan kegiatan mauludan ini telah digelar kali ketiga. Namun, bedanya kali ini tidak ada pawai mauludan seperti tahun lalu.
“Tahun ini Gerebek Topeng Mauludan terpusat di Tugu Pahlawan dengan dihadiri 1.500 dari pelajar SMP gabungan dengan sanggar tari se-Surabaya. Peserta dan warga sekitar juga berebut tumpeng yang tingginya tiga meter,” kata Heri Lento kepada Harian Bhirawa kemarin.
Menurut Heri Lento yang juga seniman Surabaya ini, pengikut acara mauludan di Surabaya semakin tahun semakin naik. Sebab, setiap tahunnya memiliki gelaran yang berbeda-beda. Kali ini, menurutnya ada tarian topeng mauludan secara massal.
“Apalagi, dari 1.500 peserta yang membawa topeng, 300 topeng hasil buatan anak-anak hasil dari workshop yang dilakukan di Balai Pemuda Surabaya,” ujarnya.
Menurut dia, gelaran kali ini untuk menanamkan kemuliaan Nabi Muhammad SAW kepada calon generasi bangsa. Sedangkan topeng mauludan, lanjut Heri Lento sebagai penanda masyarakat Surabaya menyambut Maulid Nabi Muhammad agar momen yang diperingati setiap tahun ini tidak hilang begitu saja. Selain itu, untuk mengingatkan kembali memori masa kecil mereka di mana topeng dikenal sebagai salah satu mainan tradisional.
Berebut Buah Ancak
Pemkab Pasuruan menggelar acara festival arak-arakan buah ancak keliling Bangil Kabupaten Pasuruan, Sabtu (17/12) malam. Menariknya, dalam festival yang baru pertama kali dilaksanakan tersebut, menyuguhkan tumpeng raksasa buah ancak yang dipusatkan di Alun-alun Bangil. Termasuk juga menyuguhkan penampilan atraktif berupa drumband dan kembang api.
Tentu saja, suguhan tumpeng raksasa ini langsung direbut oleh ribuan peserta. Apalagi tumpeng itu berisikan puluhan jenis buah dan setiap buahnya diselipi uang pecahan mulai dari Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000 hingga Rp 100.000 dengan total uang yang disiapkan hingga mencapai Rp 5 juta.
Pantauan Harian Bhirawa di lokasi, Sabtu (17/12) malam, ada dua ancak dalam festival itu. Keduanya memiliki ketinggian yang sama yakni tiga meter dengan berat yang berbeda.
Buah ancak pertama memiliki berat sekitar 700 kilogram dan buah kedua memiliki berat sekitar 300 kilogram. Kedua buah ancak diarak keliling Bangil, sebagai Ibukota Kabupaten Pasuruan.
Selama diarak berkeliling sekitar 1,5 kilometer, dua mobil ini didampingi ribuan santri asal Pasuruan. Sepanjang jalan, mereka bersalawat sembari mengibarkan bendera warna-warni. Sedangkan, buah ancak ini berisi puluhan jenis buah di antaranya semangka, jeruk, apel, kelapa muda, melon, pisang, anggur.
Buah-buahan itu adalah hasil bumi petani di Kabupaten Pasuruan. Merekapun juga menyumbangkan secara sukarela. Buah-buah itu disusun, sehingga menjadi sebuah gunung raksasa yang penuh dengan buah.
“Kemasan kegiatan ini sangatlah menarik. Karena dalam kegiatan selain ada drumband dan kembang api, juga ada festival arak-arakan buah ancak keliling Bangil. Sehingga saya sebagai santri dan santri lainnya bisa berebut tumpeng raksasa. Tadi saya dapat buah apel dan di buah itu terdapat uang Rp50 ribu. Alhamdulillah,” kata Munirul, santri dari Pandaan Kabupaten Pasuruan.
Ketua Penyelenggara Sudiono Fauzan menyampaikan kegiatan tersebut adalah kegiatan rutin tahunan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H. Hanya saja, tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Lantaran ada buah ancaknya.
“Tahun ini kemasannya berbeda dari tahun-tahun lalu. Yakni ada ancaknya. Lewat momentum ini kami ingin berbagi kebahagian dan keceriaan dengan masyarakat Pasuruan,” ujar Sudiono Fauzan. [geh, hil]

Tags: