Santri di Kota Sidoarjo Harus Bebas Narkoba

AKBP Tony Sugiyanto

Moment Peringatan HSN 2019
Sidoarjo, Bhirawa
Negara Indonesia kini menyatakan dalam kondisi darurat Narkoba. Maka jangan sampai terbujuk hingga menjadi pemakai atau pengedar, Bandar, apalagi menjadi produsen Narkoba.
Terkait moment peringatan Hari Santri Nasional (HSN), pada Selasa (22/10) hari ini, Kepala BNNK Sidoarjo, AKBP Tony Sugiyanto berharap ribuan Santri yang ada di Kab Sidoarjo selalu bebas dari penggunaan dan penyalahgunaan Narkoba.
“Dalam moment HSN ini, kami mengharapkan agar ribuan Santri yang sedang belajar di pondok pesantren, jangan sampai terbujuk menjadi pemakai Narkoba,” komentar Tony, Senin (21/10) kemarin.
Menurut Tony, siapa saja bisa terbujuk menjadi pemakai Narkoba. Termasuk mereka yang sedang sekolah di kategori agama. Sebagaimana data yang pernah dilansir Pusat Penelitian Data dan Informasi (Pusdatlin) BNN RI tahun 2018 lalu, di tingkat sekolahan peringkat pertama banyak ditemukan di sekolahan swasta. Peringkat kedua di sekolahan agama dan peringkat ketiga di sekolahan negeri.
“Memang tidak disebutkan secara detail sekolah agama apa. Tapi paling tidak sekolah yang mendidik tentang masalah agama saja, masih ada oknum anak didik yang coba-coba atau terbujuk memakai Narkoba,” tegas Tony.
Di Kab Sidoarjo tidak banyak sekolah agama atau Pondok Pesantren (Ponpes) yang meminta untuk diberikan Sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Menurut catatan di BNNK Sidoarjo sementara masih di Bumi Sholawat, Desa Lebo, Kec Sidoarjo pada tahun 2019 ini.
Kalau memang ada sekolah agama atau Ponpes yang berminat minta diberikan sosialisasi masalah P4GN, kata Tony, dipersilahkan mengajukan permohonan ke BNNK Sidoarjo.
Dalam sosialisasi P4GN, BNNK Sidoarjo tahun 2019 ini, kata Tony, pihaknya akan menyelesaikan pada semua SDN yang ada di 18 Kecamatan di Kab Sidoarjo. Sampai Bulan Oktober ini, SD yang sudah tergarap ada di 9 kecamatan. Diantaranya Kec Tarik, Balongbendo, Krian, Taman, Waru, Sedati, Gedangan Buduran dan Sidoarjo.
“Sembilan kecamatan yang belum, akan kita selesaikan pada akhir tahun 2019 ini juga,” kata Tony.
Sosiaisasi P4GN pada anak usia dini, kata Tony, sangat perlu dilakukan, supaya sejak usia dini mereka tahu akan bahaya dan dampak negatip dari pemakaian Narkoba.
Menjelaskan, Sosialisasi P4GN ke beberapa SD ini, semuanya tidak masuk dalam DIPA BNNK Sidoarjo. Para pegawai BNNK bergerak hanya memanfaatkan uang bensin saja.
“Ya itu demi pencegahan Narkoba sejak usia dini di wilayah Kab Sidoarjo ini,” tegasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Pemkab Sidoarjo, Zainul Arifin SH MM, menyatakan setuju setelah moment HSN itu, dilakukannya kegiatan tes urine bagi santri yang berada di pondok pesantren.
Menurut Zainul, bisa saja dimungkinkan karena pengawasan ustad di Pondok Pesantren kurang, sehingga ada Santrinya yang mencoba – coba mengkonsumsi Narkoba. Upaya pencegahan Narkoba di lingkungan Pondok Pesantren harus dilakukan, karena seirama dengan tema peringatan HSN tahun 2019 ini, yaitu Santri Unggul Indonesia Makmur.
Zainul menegaskan, Kab Sidoarjo memang termasuk Kota Santri. Karena jumlah Pondok Pesantren di Sidoarjo mencapai ratusan. Hampir di 18 kecamatan yang ada, pasti berdiri pondok pesantren. [kus]

Tags: