Santri Harus Jaga Ukhuwah Islamiyah dan NKRI

Para santri saat membacakan ikrar dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI serta saling menghormati dalam bertindak, di acara pembukaan Seminar Hari Santri di Hotel Pontren Dalwa, Kabupaten Pasuruan, Minggu (14/10). [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Para santri se-Jawa Timur diharapkan bisa membakar semangat nasionalisme untuk memperkuat ukhuwah islamiyah. Tentusaja, dengan semangat nasionalisme tersebut para santri akan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
“Memperkuat ukhuwah islamiyah dan menegaskan semangat nasionalisme para santri dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Yang hadir dari perwakilan santri pontren se-Jawa Timur dan beberapa pontren di Indonesia. Pembicaraanya juga dari NU serta Pengurus Front Santri Indonesia,” tegas Abdullah Al Haddad, koordinator panitia Seminar Hari Santri di Hotel Pontren Darul Lughoh wad Dakwah (Dalwa), Kabupaten Pasuruan, Minggu (14/10).
Terlebih, di tengah-tengah suasana pesta demokrasi menghadapi Pemilu 2019, menjaga persatuan dan kesatuan, dengan menjaga kondusifitas serta keamanan dan kenyamanan, menjadi tekad para santri.
Terdapat lima poin dalam ikrar yang diucapkan ratusan santri dari perwakilan pondok-pondok (pontren) pesantren di Jawa Timur serta daerah lain di Indonesia, saat Seminar Hari Santri.
Pertama selalu berpegang teguh pada ajaran islam ahlussunnah wal jamaah. Kedua selalu berupaya mengembangkan dakwah islam rahmatan lil alamin. Ketiga berkomitmen menjaga persatuan dan kesatuan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Poin keempat, santri siap menjadi garda terdepan dalam membela agama dan negara. Sedangkan poin kelima, selalu menjaga ukhuwah islamiyah dan bersikap tasamuh (toleran) terhadap perbedaan yang bersifat furu’iyah dan bersikap tegas terhadap segala bentuk penympangan dan penistaan agama.
Ada tiga pembicara menjadi nara sumber dalam seminar itu, Wakil Rois PC NU Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf, Katib PC NU Pasuruan, KH Muhibbul Aman serta Ketua Umum Front Santri Indonesia, Habib M Hanif Alathas.
“Saat bertindak menyikapi sesuatu, para santri harus tetap saling menghormati dan tidak saling menghujat. Ikrar itu sangat sesuai bahwa santri harus menjaga ukhuwah islamiyah dan menjaga persatuan serta kesatuan NKRI,” tandas Habib Abu Bakar Wakil Rois NJU Pasuruan.
Wakil Bupati Pasuruan, KH Mujib Imron mengharapkan agar santri selalu kompak dan menjaga persatuan serta tak bergerak sendiri-sendiri. Sehingga akan memunculkan kedamaian dan membuat kehidupan masyarakat menjadi dinamis dan harmonis.
“Yang kami minta adalah santri harus tetap kompak menjaga persatuan dan menyerahkan kepada kami selaku pemerintah, untuk bertindak memerangi kemungkaran. Kami juga meminta para santri tidak bergerak sendiri, berikan informasi dan kami bersama aparat akan bergerak. Sehingga suasana tetap kondusif, tidak terjadi kegaduhan tertama dalam helatan demokrasi Pemilu nanti,” jelas Mujib Imron.
Sementara itu, Wakapolres Pasuruan, Kompol Supriyanto menyampaikan agar para santri tak terjebak dalam berita bohong. Hal tersebut agar santri tidak mudah terjebak dalam kepentingan yang justru memecah persatuan.
“Mulai saat ini santri harus memperkuat tali silaturahmi. Dengan demikian, soliditas santri bisa semakin mantap dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI,” kata Supriyanto. [hil]

Tags: