Santri Zaha Raih Penghargaan Film Pendek Tingkat Nasional

Santri Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Raih Penghargaan Film Pendek Tingkat Nasional.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Kabupaten Probolinggo patut berbaga salah satu pondok pesantren di Kabupaten Probolinggo yaitu Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong menorehkan prestasi membanggakan pada Lomba Film Pendek Santri Antar Pesantren se-Indonesia.
Setelah melalui proses panjang dan seleksi ketat, film pendek produksi para santri Genggong berjudul ‘Diary Santri’ ditetapkan sebagai film pendek terbaik karya santri Indonesia tahun 2017. Hal ini diungkapkan KH Hassan Ahsan Malik, salah satu pengasuh Pesantren Genggong, Rabu (29/3). Selain itu, sutradara film pendek ini, Sinta Wina Maryani, ditetapkan sebagai sutradara terbaik nasional tahun 2017.
Prestasi tersebut disematkan pada acara malam Anugerah Pemenang Lomba Film Pendek Santri Antar Pesantren Se-Indonesia pada (25/3) kemarin. Acara yang digelar di Auditorium HM Rosyidi, Gedung Kementerian Agama di Jalan MH Thamrin, Jakarta dihadiri sejumlah tokoh nasional. Di antaranya Ketua Umum MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin, dan sejumlah tokoh lainnya termasuk insan perfilman, Dedy Mizwar.
Pada acara tersebut, tiga dewan juri melakukan penilaian. Tiga dewan juri yakni Habiburrahman El Shirazy, Dani Sapawie, dan Embie C. Noor. Mereka memutuskan tiga nama pemenang pada masing-masing kategori. Yaitu Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Terbaik dan Film Terbaik. Lomba film pendek tersebut telah dimulai sejak September 2016. Penerimaan karya dimulai pada Oktober 2016 dan berakhir 28 Februari 2017.
Setelah melalui tahap seleksi administratif, terdapat 118 film pendek dari berbagai pesantren dan Boarding School di berbagai penjuru Indonesia. Lomba film pendek ini diikuti oleh para santriwan-santriwati dan siswa-siswi dari pesantren dan boarding school tingkat SLTP dan SLTA.
Lebih lanjut dikatakannya, lomba Film Pendek Antar Pesantren Se-Indoneisa, merupakan rangkaian acara Festival Santri 2017 yang diselenggarakan oleh Komisi Pembinaan Seni Budaya Islam, Majelis Ulama Indonesia.
KH Hassan Ahsan Malik yang dikenal dengan Nun Alex, salah satu pengasuh Pesantren Genggong pada acara tersebut bertindak sebagai pendamping tim film pendek “Diary Santri, raihan prestasi tersebut merupakan sebuah kebanggaan.
“Santri PZH Genggong mampu membuktikan bahwa santri tidak hanya pandai membaca kitab kuning. Tapi juga mempunyai daya kreatif dalam dunia nada-dakwah serta perfilman. Sekaligus memiliki jiwa seni budaya yang tinggi.
Para santri bisa mengelaborasi nilai Islam dalam ranah movie, advertising, broadcasting,” tandas kiai muda yang merupakan keponakan dari Ketua PWNU Jawa Timur KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah ini.
Sang sutradara Shinta Wina Maryani mengaku senang dan bersyukur karena jerih payah yang dilakukan bersama sejumlah santri membuahkan hasil maksimal. Ia tidak menyangka karyanya bahkan bisa menyabet dua penghargaan sekaligus. “Alhamdulillah, senang sekali. Semoga dengan film kami, orang akan terinspirasi khususnya santri untuk bisa jadi lebih maju,” kata siswa kelas XI Madrasah Aliyah Zainul Hasan 1 Genggong.
Shinta menjelaskan, Diary Santri bercerita tentang seorang santri perempuan bernama Ainun yang ingin menebar manfaat bagi lingkungan sekitar. Dia berasal dari desa terpencil yang kualitas sekolahnya sangat terbelakang. Sehingga Ainun terketuk hati membuat sekolah di desanya menjadi maju. “Ainun ingin bermanfaat untuk orang yang ada di desa. Ia terinspirasi dari hadits yang diajarkan gurunya bahwa sebaik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” jelas Shinta.
Untuk pembuatan film ini, Shinta mengaku membutuhkan waktu cukup singkat, dua pekan. Sebelumnya, untuk mengikuti lomba ini, saya dan teman-teman santri lain mengikuti workhsop perfilman yang diadakan oleh pihak pesantren. [wap]

Tags: