Sarana Prasarana Rumah Sakit Tentukan Akreditasi

Surabaya, Bhirawa
Untuk mendapatkan akreditasi sarana dan prasarana rumah sakit harus memiliki standar. Tak anyal, banyak dari rumah sakit yang mengajukan akreditasi tidak mendapatkan akreditasi yang diinginkan.
Direktur Utama Rumah Sakit Islam (RSI) Wonokromo, dr Samsul Arif mengatakan, ruang operasi rumah sakit merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan medik di sarana pelayanan kesehatan. Tak heran, jika ruang operasi menjadi salah satu sarana yang dinilai dalam akreditasi rumah sakit di Indonesia.
dr Samsul menyatakan kondisi ruang operasi menjadi masalah sering dialami oleh rumah sakit di Surabaya dan kota lainnya.”Kalau persoalan prasana modern saya rasa rumah sakit sudah memiliki alokasi dana untuk melengkapinya, tapi persoalan pemahaman standarisasi sarana ini masih sering belum terlaksana,”katanya.
Meski demikian menurutnya bisa dimaklumi, kebanyakan rumah sakit di Surabaya masih belum memakai standar kelayakan ruang operasi secara nasional. Selain alasan harus mengubah tatanan ruang operasi, standarisasi ini harus mampu memberikan pelayanan maksimal kepada pasien.
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit telah menerangkan mengenai teknis fasilitas ruang operasi persyaratan dan standar rumah sakit yang memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja.
Menurutnya, secara standar bangunan sebagian rumah sakit di Surabaya sudah sesuai. Tetapi, permasalahan standarisasi muncul pada sistem zonasi ruang operasi rumah sakit. Tujuannya meminimalisir risiko penyebaran infeksi oleh micro-organisme dari rumah sakit sampai pada kompleks ruang operasi. Oleh karena itu, dalam denah bangunan ruang operasi harus mampu mengatur arah dari tim bedah, tim anestesi, pasien dan setiap pengunjung serta aliran bahan steril dan kotor.
“Dengan menerapkan sistem zonasi ini dapat meminimalkan risiko infeksi pada paska bedah,” tegasnya. Selain zonasi yang standarisasi, sirkulasi udara harus terus dikontrol. Jika dibiarkan akan terjadi kontaminasi penyakit. Sebab, udara dapat langsung tertular melalui partikel debu pathogenic dan tidak langsung melalui kontaminasi pakaian, sarung tangan dan instrumen.
Oleh karena itu, sistem pengkondisian udara mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencegah kondisi potensial dari kotaminasi yang terakhir. Pertukaran udara dan sirkulasi memberikan udara segar dan mencegah pengumpulan gas-gas anestesi dalam ruangan.
Sekalipun ada rumah sakit yang sudah melakukan kontrol terhadap sirkulasi udara, masalah tidak selesai sampai disitu. Kontrol kelembaban dan temperatur, unit pengkondisian udara bisa menjadi sumber micro-organisme yang datang melalui peralatan yang ada di dalam ruang operasi. “Peralatan ini harus dibersihkan pada jangka waktu yang tertentu,” jelasnya.
Menanggapi pernyataan di atas, salah satu warga Surabaya, Sumiati mengatakan, dirinya ingin jika semua rumah sakit mendapatkan akreditasi, hal ini akan memperkuat kepercayaan masyarakat ketika berobat. Banyak masyarakat yang tidak mau berobat ke rumah sakit tertentu karena belum terstandarnya pelayanan. ”Kalau masalah uang tidak masalah yang terpenting standar pelayanannya terjaga,” ujarnya. [dna]

Tags: