Sarat Pesan Edukasi, Lebih Mendidik Dibanding Fast Furious 7

Gaya Reza Rahadian dalam memerankan HOS Tjokroaminoto.

Gaya Reza Rahadian dalam memerankan HOS Tjokroaminoto.

Surabaya, Bhirawa
Film yang sekarang lagi booming di Indonesia, Fast and Furious 7 jadi perhatian warga Surabaya. Mereka rela antri di loket hanya untuk mendapatkan tiket nonton film tersebut. Kondisi ini memantik keprihatinan dari kalangan seniman.
Sejumlah seniman yang tergabung dalam Paguyuban Seniman Surabaya menilai film berjudul Guru Bangsa Tjokroaminoto lebih mendidik dan layak ditonton masyarakat Indonesia dibandingkan film Fast and Furious 7
“Kalau boleh saran, lebih baik menonton film Tjokroaminoto ketimbang Fast and Furious 7, karena sarat dengan pesan edukasi,” ujar Ketua Paguyuban Seniman Surabaya Djoddy Widyawan kepada wartawan di sela nonton bareng film Tjokroaminoto di salah satu bioskop di Surabaya, Kamis (9/4).
Menurut dia, Tjokroaminoto adalah salah seorang tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia asal Surabaya yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin Indonesia, dan pemikirannya berhasil menyadarkan rakyat untuk bersatu lepas dari keterpurukan.
Pihaknya berharap, film yang dirilis mulai 9 April ini mampu meningkatkan kecintaan terhadap film nasional dibandingkan menyaksikan film asal negeri lain. “Film Tjokroaminoto adalah salah satu contoh dari banyaknya film nasional yang diharapkan mampu meningkatkan citra film nasional yang sedang lesu peminat,” ujarnya.
Pihaknya juga menilai, film-film yang bercerita dan berdasarkan fakta sejarah merupakan karya monumental, sekaligus sarat nilai budaya bangsa. “Kalau bukan kita siapa lagi yang mencintai? Kalau budaya dan seni diambil, baru kebakaran jenggot. Dari segi cerita, film nasional tidak kalah bagusnya dari film luar negeri, hanya kalah dalam teknologi,” ucapnya.
Sementara itu, Penasihat Paguyuban Seniman Surabaya Lutfie Toha berpendapat bahwa film nasional tak cukup hanya dengan seruan moral, namun harus ada upaya lain yang lebih konkret agar masyarakat lebih mencintai dunia perfilman nasional. “Salah satu upayanya adalah gerakan nonton film nasional atau sejarah kepahlawanan di seluruh sekolah tingkat dasar,” katanya.
Ia mengungkapkan, gerakan menonton film nasional di tingkat SD ini pernah dilakukan di era 1980-an, yang mana setiap ada pemutaran film nasional, para siswa diwajibkan menontonnya. “Dengan gerakan itu, setidaknya bisa memberikan pengetahuan tentang sejarah kepahlawanan kepada anak-anak usia dini. Harapannya saat sudah dewasa, mereka tidak akan lupa dengan sejarah dan pemerintah harus melakukannya sekarang,” ujarnya.
Film Guru Bangsa Tjokroaminoto disutradarai oleh Garin Nugroho dan berperan sebagai HOS Tjokroaminoto adalah Reza Rahadian, serta Christine Hakim yang memerankan Mbok Tambeng, penjual kursi dan asisten rumah tangga HOS Tjokroaminoto.
Film sejarah kolosal berjudul Guru Bangsa Tjokroaminoto mengisahkan sosok Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Diharapkan dengan diluncurkannya film itu, masyarakat akan mengenang dan memaknai kembali sosok pahlawan nasional tersebut dalam konteks kekinian.
Sosok HOS Tjokroaminoto patut diteladani sebagai perintis munculnya organisasi-organisasi nasionalis yang modern dalam melawan penjajah. Peran HOS Tjokroaminoto adalah sebagai pionir pembuka jalan ke arah sistem gerakan organisasional dalam melawan penjajah. Hanya dialah pada zamannya yang mampu membuat gerakan massa secara terorganisasi. [geh]

Tags: