Sasaran Akreditasi Mulai Sentuh SPK

Tahun Depan Peserta Didik Bisa Ikuti UN
BAP S/M Jatim, Bhirawa
Akreditasi tidak lagi hanya menjadi kewajiban sekolah dengan kurikulum nasional. Tahun ini, Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) juga harus melewati standarisasi yang penilaiannya dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M).
Di Jatim, tercatat ada 54 SPK yang semula menggunakan label sekolah internasional belum pernah mengikuti akreditasi. Semuanya ditarget bisa mengikuti akreditasi tahun ini. “Anggarannya tetap menggunakan APBN. Sedangkan prosesnya akan dinilai oleh asesor internasional,” tutur Sekretaris Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAP S/M) Jatim Muji Raharjo, Minggu (30/7).
Muji menjelaskan, akreditasi SPK tak ubahnya dengan akreditas sekolah nasional. Hanya saja, delapan standar yang biasa dijadikan indikator pendidikan nasional ditingkatkan bobotnya menjadi internasional. “Jadi seperti delapan standar plus begitu,” tandasnya. Delan standar nasional pendidikan tersebut antara lain, standar kompetensi lulusan, isi, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan pendidikan dan penilaian pendidikan.
Salah satu perbedaan yang mencolok, lanjut Muji, terletak pada penilaian standar isi. Dalam standar tersebut mencakup kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Bagi SPK, struktur kurikulum yang digunakan menyesuaikan dengan sekolah yang menjadi rujukan kerjasama di luar negeri.
Kendati menggunakan kurikulum internasional, ada kurikulum nasional yang tidak boleh ditinggalkan sekolah. Di antaranya ialah Bahasa Indonesia, kebudayaan, agama dan kewarganegaraan. Dengan diakomodirnya sejumlah pelajaran tersebut, maka calon lulusan SPK juga bisa mengikuti Ujian Nasional (UN).
“Kalau dulu ijazah sekolah internasional kan tidak diakui negara. Sehingga harus mengikuti ujian kesetaraan. Mulai tahun depan mereka bisa ikut UN dan ijazahnya diakui untuk melanjutkan ke sekolah maupun perguruan tinggi nasional,” jelas Muji. Proses akreditasi, lanjut dia, kini baru dalam tahap persiapan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah sasaran akreditasi.
Lebih lanjut Muji menjelaskan, Jatim saat ini memiliki 15 asesor internasional. Mereka adalah asesor nasional yang telah ditambah kompetensinya sehingga memiliki pengakuan internasional. “Beberapa waktu lalu sudah dilatih oleh Kemendikbud. Asesor dari Jatim ini bisa menilai tidak hanya SPK di Jatim, tetapi juga untuk provinsi lain,” tandasnya.
Selain SPK, tahun ini BAP S/M juga melakukan akreditasi untuk sekolah kurikulum nasional sebanyak 7.800 sekolah. Rinciannya, 1.160 program keahlian SMK, 816 SMA/MA, 2.128 SMP/MTs dan 3.064 SD/MI dan 72 SLB. “Untuk sekolah kita memiliki prioritas sasaran SMK. Selain jumlahnya mayoritas, SMK juga menjadi program prioritas Gubernur Jatim yang harus didukung,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: