Sate Gethuk Ala Hotel Santika Jemursari Surabaya Jadi Kue Kekinian

Musim penghujan paling cocok nyamil sate gethuk ditambah dengan secangkir coklat hangat.n ahmad tauriq

Surabaya, Bhirawa
Untuk melestarikan kue tradisional Indonesia, Hotel Santika Jemursari berkreasi dengan menyajikan jajanan gethuk yang legendaris dan banyak di jumpai di Jateng dan Jatim ini untuk menjadi kue yang kekinian berupa sate gethuk.
Menurut Media Relation Hotel Santika Jemursari, Radinia Pitaramita yang biasa disapa Pipit mengungkapkan, bahan dasar singkong, sate gethuk dibuat dengan bentuk bola-bola dan diberi warna cerah seperti hijau, merah dan kuning untuk merangsang selera makan.
”Salah satu alasan kenapa pilihannya gethuk, karena jajanan ini sudah mulai dilupakan orang. Bahkan di Surabaya untuk dapat menikmati gethuk harus ke toko kue tertentu atau malah ke pasar tradisional,” terangnya, Kamis (17/1) kemarin.
Pipit menambahkan uniknya, sajian gethuk dari Santika Jemursari ini berbeda dari gethuk kebanyakan karena Gethuk disulap menjadi kue kekinian dengan tampilan yang cantik. ”Generasi saat ini sangat suka menjadikan hal-hal menarik sebagai objek foto untuk dipajang di sosial media. Tampilan gethuk kita juga tidak malu – maluin jika dipajang di Sosmed. Sate Gethuk ini mulai disajikan Januari 2019 dan dibanderol dengan harga Rp38 ribu,” ujarnya.
Chef Pastry Hotel Santika Jemursari, Rudy mengatakan, untuk tahap pengolahan sate gethuk berawal dari singkong yang dipilih sesuai bentuk dan tekstur. ”Dari tampilan singkong yang ujungnya tidak berwarna hitam (bongkeng) dengan tekstur yang muda, kalau tua nanti keras tidak bisa dibentuk,” katanya.
Setelah itu singkong diolah dengan cara diparut dan dikukus selama 30 hingga 45 menit. Untuk pengkukusan sempurna sekitar 30 hingga 45 menit supaya singkong tidak mentah dan over cooked. Selesai tahap pengkukusan, singkong digiling dengan tambahan gula halus dan garam untuk menimbulkan kesan gurih dan manis. Sedangkan bentuk adonan singkong dipisah menjadi tiga bagian untuk proses pewarnaan.
”Setelah pemberian warna mulai dibentuk seperti bola-bola kemudian diberi balutan tepung agar tidak pecah saat digoreng. Yang berbeda dari segi penyajian, dimana setelah digoreng, singkong ditusuk seperti sate,” ujarnya.
Hasilnya, sate gethuk memiliki tampilan dan rasa yang berbeda kue gethuk biasanya. ”Kalau gethuk pada umumnya dominasi rasa manis dan gurih, kami menambahkan keju mozarella di dalamnya untuk ciptakan rasa baru yaitu asin gurih,” pungkas Rudy.
Tambahan keju mozarella dipilih ini agar tidak membuat adonan gethuk menjadi keras di dalam saat disantap dalam kondisi dingin sekalipun. Pelengkap seperti gula merah dan taburan kelapa parut akan timbulkan cita rasa khas kue tradisional.
Menurut FB Leader Hotel Santika Jemursari, Dedyk Kurniawan, sebagai teman makan sate gethuk adalah minuman coklat hangat. ”Berbahan dari dark coklat, fresh milk, bubuk coklat dan coklat praline paling cocok disajikan menjadi secangkir minuman hangat coklat,” tandasnya. [riq]

Tags: