Satgas Anti Mafia Bola Sita Dokumen Mantan Exco PSSI

Satgas Anti Mafia Bola Mabes Polri menyita dokumen milik Exco PSSI, Hidayat di Jl Klakah Rejo, Surabaya, Rabu (23,1). [Abednego]

Surabaya, Bhirawa
Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola Mabes Polri menggeledah rumah mantan Exco PSSI, Hidayat di Jl Klakah Rejo, Kecamatan Benowo, Surabaya, Rabu (23/1). Petugas turut melakukan penyitaan sejumlah barang bukti terkait dugaan kasus pengaturan skor dalam pertandingan Liga 2 2018.
Pantauan Bhirawa, sekitar pukul 09.00 pagi sejumlah petugas memakai rompi berwarna merah bertuliskan Bareskrim masuk ke rumah milik Hidayat. Mereka langsung melakukan penggeledahan. Sekitar enam jam lebih atau pukul 15.48 sore, petugas selesai melakukan penggeledahan dan membawa koper warna orange berisi dokumen yang disita dari rumah mantan Exco PSSI.
Tanpa banyak bicara maupun berkomentar, petugas dari Bareskrim langsung meninggalkan rumah mantan Exco PSSI. Usai penggeledahan, Hidayat membenarkan adanya hal tersebut. Pihaknya mengaku bahwa petugas melakukan penggeledahan di kediamannya, dan menyita sejumlah barang maupun dokumen miliknya.
“Intinya melakukan penggeledahan dan menyita barang atau dokumen yang dianggap penting oleh penyidik. Saya mencoba kooperatif untuk kepentingan bersama,” ucap Hidayat.
Hidayat menjelaskan, adapun dokumen maupun barang-barang yang disita penyidik, diantaranya dokumen berupa rekening bank, dua unit laptop, HP, flashdisk dan dokumen catatan miliknya. Apakah dokumen tersebut terkait dugaan kasus pengaturan skor, pihaknya membantah hal itu, dan mengatakan bahwa dokumen yang disita merupakan dokumen pribadinya.
“Yang saya kasih ya dokumen saya pribadi. Ada laptop, HP dan dokumen rekening. Tidak ada kaitan dengan Liga, karena saya sekarang kan sudah mundur (dari Exco, red),” tegasnya.
Disinggung perihal adakah BAP (berita acara pemeriksaan) dari petugas, Hidayat mengaku tidak ada. Pihaknya menegaskan bahwa kedatangan dari Bareskrim hanya untuk melakukan penggeledahan dan penyitaan. “Hari ini acara pokoknya penggeladahan dengan penyitaan. Apakah ada pemanggilan dari B areskrim ? tanya pada beliau (Polisi),” ungkapnya.
Dimintai pendapat terkait bersih-bersih di persepakbolaan Indonesia, pihaknya menilai jika semua orang cinta negeri ini, pasti cinta dengan kejujuran. “Intinya semua harus sportif, dan jangan membebani,” imbaunya.
Terkait buka-bukaan wajah persepakbolaan di Indonesia, Hidayat mengaku bahwa pihaknya selama ini sudah ngomong apa adanya. Bahkan pihaknya tidak pernah menghindar. Itu dibuktikan pada saat tanggal 31 lalu pihaknya memenuhi panggilan dari penyidik (Polisi). Hidayat pun sudah memberikan keterangan yang sebenar-benarnya.
“Kemudian pada tgl 3 dan 4 ada berita yang menyatakan saya mangkir di panggilan kedua, itu tidak benar. Saya memenuhi panggilan di tanggal 31, dan semuanya sudah saya ceritakan apa adanya. Saya selama ini ada di rumah, buktinya beliau-beliau (Polisi) datang, ya saya terima,” pungkasnya.
Seperti dikathui, Hidayat dilaporkan oleh manajer Madura FC, Januar Herwanto. Dia menyebut Hidayat disebut memberikan tawaran untuk mengatur skor laga PSS Sleman vs Madura FC di kompetisi Liga 2 2018.
Setelah gaduh di media, Hidayat mundur dari jabatannya di PSSI. Barulah PSSI mengumumkan jika Komisi Disiplin PSSI juga menghukum Hidayat dengan larangan beraktivitas di sepakbola Indonesia selama tiga tahun. Itu ditambah larangan masuk stadion selama dua tahun dan denda uang sebesar Rp 150 juta. Saat ini, kepolisian telah menahan satu anggota exco PSSI lain, Johar Lin Eng dan anggota Komisi Disiplin PSSI, Dwi Irianto alias Mbah Putih. [bed]

Tags: