Satgas Pangan Gembok Gudang Bulog Jawa Timur

Penggembokan gudang Bulog Jatim yang berisi beras impor oleh Satgas Pangan disaksikan asisten 2 Sekdaprov Jatim Dr. Fattah Yasin.

(Konsisten Tolak Beras Impor)
Surabaya, Bhirawa
Konsisten dengan janjinya, Pemprov Jatim menolak beras impor, Kamis (1/3) kemarin Satgas Pangan Jatim bersama Pemprov yang diwakili Dr. H Fattah Yasin asisten ll bidang ekonomi dan pembangunan, Kadisperindag Jatim Ardi, Kadis Pertanian Hadi serta dari Satgas pangan Jatim yang diwakili Kompol Ernes Saeser, menggembok 45.250 ton beras impor asal Thailand yang ada di gudang Bulog Jatim, Buduran Sidoarjo, tepatnya di unit gudang 5 c.
H. Fattah Yasin ketika ditemui di sela-sela acara dengan tegas mengatakan, beras impor yang masuk ke Jatim sebanyak 45.000 ton itu haram untuk dikonsumsi masyarakat Jatim. “Saya katakan seperti itu karena Jatim jauh-jauh sudah menolak beras impor. Selain Jatim surplus beras juga menjaga dan menghargai upaya para petani Jatim yang begitu gigihnya sehingga Jatim surplus beras,” ungkap salah satu calon kuat Sekdaprov Jatim tersebut.
Tindakan penggembokan beras impor tersebut sebagai tanda konsistensi Jatim bahwa beras-beras itu tidak akan diedarkan di Jatim, kalau beras itu disimpan di gudang Bulog Jatim itu hanya sebagai transit saja tidak lebih dan tidak kurang.
Kadivre Bulog Jatim Muhammad Hasyim saat ditemui secara terpisah mengungkapkan, Perum Bulog Divre Jatim memiliki 13 Kantor Subdivre, 59 komplek gudang dengan kapasitas penyimpanan sebesar 1,2 juta ton setara beras.
Untuk menindaklanjuti penugasan Pemerintah Pusat dalam rangka penerimaan beras impor, Perum Bulog Divre Jawa Timur menerima sebanyak 45.250 ton. Dari jumlah tersebut, sebesar 20.000 ton dibongkar di Pelabuhan Tanjung Perak dan 25.250 ton di pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi. “Jadi tindakan penggembokan itu adalah secara simbolis dan berlaku untuk semuanya di Jatim, termasuk yang di Banyuwangi,” jelas Hasyim.
Beras impor di pelabuhan Tanjung Perak, tandasanya kemudian, seluruhnya telah dibongkar dan masuk di gudang BULOG Buduran Sidoarjo. Sementara untuk beras impor di Tanjungwangi saat .ini masih tahap proses bongkar dan disimpan di gudang Bulog Banyuwangi.
Beras impor yang masuk ke gudang Bulog di Provinsi Jawa Timur ini hanya bersifat transito, dan tidak untuk diedarkan di Jawa Timur. Ke depan, beras impor ini akan dikirimkan ke provinsi lain seperti Bali, NTT, Maluku, Papua, Sumatera dan Kalimantan.
Untuk memastikan beras impor ini tidak beredar di Jawa Timur, dilakukan pengawasan mulai dari proses pembongkaran, pemasukan ke gudang, penyimpanan di gudang dan proses pengeluaran beras impor. Pengawasan ini dilakukan oleh Pemprov Jatim, Satgas Pangan, Disperindag dan juga Divre Jatim sendiri sebagai pihak yang diberikan tugas menerima beras impor oleh Pemerintah Pusat.
Meskipun Divre Jatim saat ini sedang melaksanakan penerimaan beras impor, namun penyerapan gabah beras dari petani tetap dilakukan. Realisasi penyerapan tahun 2018 sampai dengan 28 Februari sebesar 20.150 ton. Seluruh gudang Bulog yang ada di Jawa Timur juga tetap siap menyerap gabah beras hasil petani.
Ketersediaan stok Perum Bulog Divre Ja’tim sebesar 110.862 ton se’tara beras, 84.149 ton gula, 9.688 ton jagung, 14 ton Terigu dan 125.965 liter minyak goreng (per 27 Februari 2018). Dan Perum Bulog akan selalu berupaya menjaga ketersediaan stok di Jawa Timur untuk tujuan stabilisasi harga di tingkat produsen maupun di tingkat konsumen. [ma]

Tags: