Satgas Pangan Lakukan Sidak ke Pasar Tradisional dan Kadang Probolinggo

Satgas pangan lakukan sidak daging ayam.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Harga Daging Ayam Ras Bertengger di Rp 40 Ribu
Probolinggo, Bhirawa
Hingga kamis 28/5/020 harga daging ayam di Probolinggo masih bertengger di Rp 40 ribu/kilo. Satgas Pangan Kota Probolinggo melakukan sidak daging ayam yang dipimpin langsung Kasat Reskrim Polresta Probolinggo AKP Heri Sugiono bersama Kepala DKUPP Gatot Wahyudi, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Sudiman, Kepala Bagian Perekonomian Wawan Soegyantoro, di Pasar Baru yang terletak di Jalan Panglima Sudirman.

Sidak ini terkait dengan harga daging ayam ras yang melambung mencapai Rp 40 ribu per kilogram hingga H+4 Idul Fitri. Pedagang daging ayam ras mengaku perolehan harga dari distributor memang naik, sehingga dirinya pun ikut menaikkan harga jualnya.

“Mungkin harga pakan ternak naik, jadi distributor kami ikut menjual tinggi. Sebelum naik Rp 40 ribu, kami bisa menjual sampai 40 kilo gram per hari, namun hari ini dan kemarin kami hanya menjual sekitar 10 kilogram saja. Sepi pembeli.” papar Erni salah satu pedagang daging ayam ras di pintu selatan Pasar Baru itu.

Lebih jauh Kepala DKUPP Gatot Wahyudi juga mengungkapkan hal senada terkait naiknya harga daging ayam 40 ribu per kilo. “Di lapangan harga daging ayam Rp 40 ribu per kilo. Stok banyak, pembeli sedikit. Ada apa ini? Biasanya pembeli banyak, baru harga naik. Kami berharap segera bisa mengurai benang kusut setelah dari distributor nanti,” ujar Gatot.

Sidak selanjutnya, Satgas Pangan menuju distributor ayam yang berlokasi di Mayangan. Ditemui langsung pemiliknya, Totok mengungkapkan dua hari yang lalu ia memasok ayam berasal dari Solo Jawa Tengah. Pasalnya, keberadaan ayam lokal tidak mencukupi. Dan ia bisa memasok 3,5 hingga 4 ton dalam sehari untuk wilayah kota dan kabupaten Probolinggo.

“Di Lokal sini terdapat 20 pabrik, artinya kami menjalin kemitraan pasok ayam. Cuma yang panen hanya 4 pabrik. Sehingga kami mengambil ke Solo sebanyak 3,5 sampai 4 ton,” papar pria yang berusia 40 tahun itu.
Terakhir distributor ayam ras UD Probo Sakti yang berlokasi di Sumber Taman, Edy Santoso sang pemilik pun mengungkapkan penyediaan ayam berasal dari Solo, Blora dan Yogyakarta. Jika Jawa Timur seperti Blitar dan kota-kota lainnya tidak mampu melayani pasokan ayam, ia membelinya dari luar Jawa Timur.
“Sesuai perintah pemerintah, kami menyediakan 20 ton untuk wilayah kota Probolinggo dari pasokan ayam Jawa Tengah, jika Jawa Timur tidak bisa memenuhi,” ujar pria 52 tahun berkacamata itu.

Menurutnya, dari 20 pabrikan kemitraan ayam pedaging lokal di Kota dan Kabupaten Probolinggo, hanya 4 pabrikan yang panen. Karenanya, tidak semua distributor mendapatkan pasokan ayam. Namun, Sugeng tetap terus berusaha memenuhi permintaan ayam dengan memasoknya dari luar daerah.

“Saya ngambilnya di Solo. Harga di sana (Solo) Rp 22.500 per kilogram. Namun, ada biaya akomodasi Rp 4 juta, sehingga sampai sini (Probolinggo) saya jual kepada pedagang Rp 26 ribu per kilogram,” ujarnya.
Pedagang menjual harga daging ayam Rp 40 ribu per kilogram. Namun, kata Totok, bukan berarti pedagang mengambil keuntungan banyak hingga Rp 14 ribu per kilogram. Justru keuntungan mereka hanya sekitar Rp 5 ribu per kilogram.

“Soalnya, dalam pembelian satu ekor ayam dengan berat 2 kilogram, daging yang didapatkan hanya 1,4 kilogram. Sebab, masih dikurangi kepala, ceker, dan jeroan yang dibuang atau dijual lebih murah,” jelas Totok.
Kasat Reskrim Polresta Probolinggo AKP Heri Sugiono setelah melakukan sidak ikut berkomentar dan ia akan melakukan tindakan tegas jika terdapat permainan harga pasar. “Kami melakukan pengecekan ini setelah mendapat laporan, dan kami akan mengecek langsung ke distributornya. Jika ada dugaan permainan harga, akan kami tindak dan berikan sanksi tegas,” tuturnya.

AKP Heri Sugiono memastikan, dari hasil sidak belum ditemukan adanya penimbunan ayam atau daging ayam. Faktanya, memang stoknya kosong. Ia mengaku masih akan berkoordinasi dengan timnya mengenai langkah nyang akan dilakukan ke depan. “Kami belum temukan adanya penimbunan, tandasnya.
”Untuk langkah selanjutnya, kami akan berkoordiansi dulu dengan yang lain. Mengingat, Satgas Pangan ini juga terdiri atas beberapa OPD, bukan hanya dari Polresta,” ujar Gatot.

Pernyataan senada disampaikan Sudiman. Ia juga mengaku masih akan berkoordinasi. “Kami lihat dulu dengan yang lain. Mengingat dari keterangan distributor stoknya memang sedang kosong,” tambahnya.(Wap)

Tags: