Satgas Raider 500 Dibekali Pelatihan Jurnalistik

Satgas Pamtas Yonif Raider 500 Sikatan diberikan pelatihan jurnalistik, Selasa (10/10). [abednego/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Sebelum diberangkatkan ke daerah penugasan perbatasan RI-PNG, anggota Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif Raider 500 diberi pembekalan dan pelatihan jurnalistik di Mako Yonif Raider 500 Sikatan, Selasa (10/10).
Pembekalan dan pelatihan jurnalistik ini disampaikan oleh Penerangan Kodam (Pendam) V Brawijaya dan diikuti oleh Perwira Pertama (Pama), Bintara dan Tamtama yang ditunjuk untuk mengolah data penugasan sebagai bahan publikasi di media online, media cetak maupun elektronik.
Kapendam V Brawijaya Kolonel Arh Sinthu Bas Ignatius menjelaskan, pada pelatihan ini akan dijelaskan tentang cara efektif membuat rilis. Nantinya para peserta juga diwajibkan mengikuti praktik atau cara membuat berita dengan konsep 5W dan 1H yaitu what, where, when, who, why, dan how (apa, di mana, kapan, siapa, kenapa, dan bagaimana).
“Pembekalan dan pelatihan jurnalistik ini sebagai bekal Satgas Pamtas dalam mendokumentasikan maupun membuat berita rilis terkait tugas di sana,” kata Kolonel Arh Bas Ignatius, Selasa (10/10).
Kegiatan pelatihan ini, sambung Sinthu, akan sangat bermanfaat bagi anggota. Terlebih bagi anggota Yonif Raider 500 Sikatan yang ditugaskan membuat karya jurnalistik.
Sinthu menambahkan anggota sangat memerlukan pelatihan jurnalistik agar kualitas penulisan rilis bisa lebih baik. Nantinya dari rilis ini dapat menjadi sarana yang efektif bagi kegiatan sosialisasi mengenai tugas dan fungsi Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan dari satuan Yonif Raider 500 Sikatan yang akan diberangkatkan ke daerah penugasan perbatasan RI-PNG kepada masyarakat luas.
Sementara itu salah satu peserta pelatihan jurnalistik, Letnan Satu Inf Rendra mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Dengan adanya pelatihan ini, ia mengaku masih banyak yang harus dipelajari anggota penugasan khususnya yang berada di bagian layanan informasi terkait publikasi melalui pemberitaan.
“Kendala selama ini memang kesulitan dalam penulisan, ada beberapa hal pada penulisan berita yang kurang kami pahami. Misalnya bagaimana agar penulisan pada rilis bisa lebih efektif. Karena tugas kami salah satunya adalah membuat rilis yang nantinya dipublikasi oleh media massa dan media sosial,” ucapnya. [bed]

Tags: