Satpol PP Amankan Pelajar Nongkrong di Taman

2-Kasatpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto saat menginstruksikan anggotanya untuk mengecek semua Handphone (HP) para pelajar yang terjaring razia tim ‘Odong-odong’ di Mako Satpol PP, Senin (1512). GehPemkot  Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 32 pelajar tingkat SMP dan SMA negeri maupun swasta terjaring tim ‘Odong-odong’ Satpol PP Kota Surabaya. Puluhan pelajar ini terjaring lantaran disekolahnya tidak ada kegiatan belajar mengajar sehingga memilih nongkrong di taman dengan menggunakan seragam sekolahnya.
Tim Odong-odong yang dibentuk beberapa bulan yang lalu, semakin gencar melakukan razia dengan motor karena dinilai cukup efisien.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, salah satu fungsi tim ‘Odong-odong’ selain menertibkan reklame liar, juga menertibkan pelajar yang nongkrong di saat jam belajar dengan memakai seragam.
” Selain terjaring di taman mundu dan taman skate park juga ada yang di warnet (warung internet). Kita panggil orang tua masing-masing pelajar serta guru yang ada di sekolahnya masing-masing,” terang Irvan pada Bhirawa di Mako Satpol PP Kota Surabaya, Senin (15/12).
Meski di sekolah tidak ada pelajaran, Irvan menghimbau untuk pulang terlebih dahulu dan meminta izin pada orang tuanya masing-masing. Karena, masih kata Irvan, mengingat beberapa hari yang lalu meninggalnya pelajar SMAN 6 Surabaya yang meninggal karena tertimpa pohon.
” Kalau memang udah pulang, ya harus pulang dulu dan izin ke ortunya. Kalau masih memakai seragam dan nongkrong di taman-taman ya kita tertibkan dan di bina agar tidak mengulangi kembali, apalagi cuaca di Surabaya juga gak bagus,” paparnya.
Irvan juga memerintahkan anggotanya untuk mengecek handphone (HP) masing-masing pelajar. Mengingat untuk antisipasi video-video yang mengarah ke hal-hal yang buruk. ” Kami juga mengecek setiap HP siswa-siswi yang dibawanya, ditakutkan ada video yang seronok,” imbuhnya.
Pelajar yang berjumlah 32 ini, diantaranya 20 laki-laki serta 12 perempuan didata satu persatu untuk mengisi surat pernyataan. Selain itu difoto agar tidak mengulangi kedua kalinya. Marjito alias Markeso selaku koordinator tim ‘Odong-odong’ menyisir Kota Surabaya dengan menggunakan motor.
Melihat ada pelajar nongkrong di jam sekolah serta menggunakan seragam langsung di angkut dengan menggunakan motor. “Jadi kita angkut satu persatu dengan motor, dan anggota sebagian menjaga dilokasi agar tidak kabur,” terang Marjito alias Markeso ini.
Salah satu pelajar asal SMA Negeri 19 Surabaya, Farhan kelas XI ini mengatakan, dirinya memilih berangkat sekolah karena mendapatkan uang saku, meski di sekolahnya tidak ada pelajaran. Dirinya memilih masuk sekolah karena mendapatkan uang saku sebanyak Rp 20 ribu.
” Di sekolah kan lagi remidi UAS, jadi masuk gak masuk gak masalah. Ya saya sendiri pilih masuk sekolah biar dapet uang saku,” dalihnya bersama teman sekelasnya. (geh)
SMKN 5     14 siswa
SMKN 10      1 siswa
SMKN 8      4 siswa
SMAN 19      6 siswa
SMP Trisila      1 siswa
SMA Maedi     2 siswa(siswi)
SMK 45      3 siswa
SMA Barunawati  1 siswa
terjaring di warnet   4 siswa

Keterangan Foto : Kasatpol-PP-Kota-Surabaya-Irvan-Widyanto-saat-menginstruksikan-anggotanya-untuk-mengecek-semua-Handphone-HP-para-pelajar-yang-terjaring-razia-tim-‘Odong-odong’-di-Mako-Satpol-PP-Senin-1512.-[geh/bhirawa].

Tags: