Satpol PP Genting Razia Pelajar Bolos Sekolah

3-poto kakiSurabaya, Bhirawa
Kejahatan trafficking yang sudah merambah korban remaja belia menjadi perhatian jajaran kecamatan di Surabaya. Mengantisipasi kenakalan remaja di kalangan para pelajar, petugas Satpol PP kecamatan Genten g menggelar razia pelajar di saat jam belajar berlangsung.
Dalam yang dilakukan di Sentra PKL Kalimas itu, petugas mendapati sejumlah pelajar sedang nongkrong di jam belajar. Alhasil, 17 Pelajar terjaring razia di sentral PKL Kalimas (Skate park) dan digiring ke kantor Kecamatan Genteng untuk diberi penyuluhan, Kamis (25/9).
Sejumlah tempat yang kerap dijadikan tongkrongan para pelajar adalah di kawasan jalan Ketabang Kali Surabaya. Petugas mendapati 15 pelajar putra dan pelajar dua putri sedang nongkrong dan meninggalkan kelas di jam belajar. Mereka pun tak berkutik ketika digrebek petugas dan dibawa ke kantor kecamatan Genteng Surabaya.
Selain diambil data diri dan asal sekolah, tas-tas milik para pelajar yang terjaring razia ini juga tak luput dari periksaan petugas. Dan bagi pelajar putra yang berambut panjang langsung dipotong supaya terlihat lebih rapi. Bahkan, saat orang tuanya menjemputnya terlihat pangling melihat putranya yang sudah dipotong rambutnya hingga satu cm.
Camat Genteng, Eddy Cristijanto mengatakan, razia pelajar ini sengaja digelar bertujuan untuk menekan angka kenakalan remaja yang akhir-akhir ini meningkat apalagi trafficking. Sejumlah pelaku kejahatan jalanan di Surabaya diketahui masih berstatus pelajar. Mereka yang terjaring razia akan dilakukan pembinaan secara khusus bersama guru sekolah dan para orang tua siswa.
Yang menarik , dua remaja putri pelajar SMP Negeri 5 dan 10  yang terjaring razia kemarin ternyata mengenal Arimbi-pelajar SMP yang terkena razia bulan lalu dan menjadi pantauan Pemkot karena disinyalir korban trafickking. Dari sinilah Camat Genteng mengintrogasi kedua pelajar putri ini karena diduga trafficking pelajar.
Arimbi sendiri , menjadi pantauan pemkot karena saat didapati membolos dan saat disuruh memanggil orang tuanya, malah memanggil seseorang dengan sebutan mami.
” Sebenarnya kita juga pernah lakukan operasi di situ (Sentral PKL Kalimas skate park) dan tertangkap cukup banyak, dan kami punya data Arimbi pelajar asal Taman Siswa ini persis sebulan kemarin sempat memanggil mami dari via telfonnya saat disuruh manggil orang tuanya. Dari situ kami telusuri dan jadi pantauan tim konseling dari pemkot (PPTP2A) dan sempat pernah datang di rumahnya,” kata Eddy sesaat memberikan himbauan pada belasan pelajar dari Negeri maupun swasta yang bolos.
Jadi kedua pelajar putri ini, tambahnya, akan dipantau terus seperti dimasukkan sutle anak-anak yang membutuhkan dampingan lebih intensif. Selain itu, akan menelusuri untuk memanggil orang tuanya sebenarnya ada permasalahan apa.
” Karena ini tugas dari Bu Wali kota dan keinginannya anak-anaknya pinter-pinter semua nantinya. Dan Bu Risma juga punya karantina bagi anak-anak agar sehat secara psikologisnya, selain itu juga menekan angka trafficking dibawah umur,” tambahnya.
Diharapkan, para orang tua siswa serta para guru sekolah lebih meningkatkan pengawasan terhadap siswa siswanya, terlebih saat ini pengaruh pergaulan di kalangan remaja sulit dipantau. Selain itu, peredaran narkoba serta minuman keras hingga kini masih terus mengancam masa depan para penerus bangsa ini.
Koordinator penyuluh KB dari Bapemas Surabaya yang juga hadir, Sri Hariyani juga mengatakan, bulan kemarin memang Arimbi ini jadi pusat perhatian kita, dan solusinya Arimbi ini harus dirujuk ke Badan Narkotika Nasional (BNN). ” Karena kita masih kasihan dari sisi hukum, kita serahkan ke Camat Tandes karena wilayahnya. Karena pelajar ini rumahnya daerah sana,” imbuh Sri Hariyani. (geh)

Tags: