Satpol PP Kota Mojokerto Gencar Razia Pelajar Pesta Miras Oplosan

Sejumlah anak yang terkena razia tengah dihukum disiplin oleh petugas Satpol PP Kota Mojokerto. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Satpol PP Kota Mojokerto gencar menggelar razia dengan sasaran remaja dan pelajar. Dalam razia yang digelar akhir pekan lalu itu, Satpol PP menemukan fakta mengejutkan yakni Miras oplosan jenis cukrik kembali marak. Minuman ini dioplos dengan bahan dasar alkohol murni dicampur minuman serbuk aneka rasa buah ditambah es batu.
”Sepanjang dua pekan kami gencar razia. Merespon laporan dan potensi gangguan Kamtibmas, prostitusi, Narkoba, hingga potensi konflik sosial di masyarakat,” ujar Hatta Amrullah, Kadubid Kesekretariatan Satpol PP Kota Mojokerto, Minggu (19/11).
Sasaran utama razia kalangan pelajar. Dimana, banyak laporan yang menyebutkan perkembangan kenakalan pelajar terbilang meningkat drastis. Ruang publik yang kerap disalah gunakan yakni kawasan taman terbuka, jembatan, lapangan, hingga warung-warung remang-remang.
Sejak dua pekan lalu, petugas mulai menyisir kawasan yang kerap dijadikan lokasi membolos kalangan pelajar. Alhasil, banyak pelajar bolos ditemukan di tempat permainan game online hingga asyik ngopi sambil merokok di warung remang-remang.
”Mereka yang tertangkap basah dihukum disiplin dan dihadirkan guru ataupun orang tuanya,” tambah Hatta Amrullah.
Hatta memaparkan jika saat ini area razia diperlebar. Hasilnya sangat mengejutkan. Seperti di ruang privat seperti rumah kos. Tak sedikit yang dihuni kalangan pelajar. Padahal, domisili mereka asli Mojokerto, meski dari daerah Kab Mojokerto.
”Mereka dapat izin dari orang tua untuk ngekos. Padahal rumahnya Mojokerto, meski kabupaten. Mereka juga memakai motor,” imbuh Hatta.
Kembali maraknya minuman keras oplosan seperti cukrik ini menjadi atensi Satpol PP. Apalagi kasus Miras jenis cukrik ini pernah memakan korban beberapa tahun lalu. Namun, kini kembali marak. Itu didasarkan temuan Satpol PP ketika merazia tempat-tempat keramaian yang sering jadi tempat nongkrong.
”Rentang waktu sore hari ini yang sering tidak diperhatikan. Mereka mengira tak ada razia. Tapi digencarkan. Hasilnya malah mengejutkan,” sambung mantan Kasi Pelestarian Pustaka Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah ini.
Komposisi Miras oplosan itu sangat membuat miris. Yakni, larutan alkohol 75% dibeli dari apotik. Lalu, alkohol alias ethanol itu dicampur dengan minuman marimas dan sejenisnya. Dengan ditambah es batu, oplosan itu diminum dalam plastik.
Alkohol atau etanol itu diketahui bukan bahan tambahan pangan. Bahkan, larutan itu biasa dipakai untuk membersihkan luka, atau membersihkan besi, porselen, atau campuran kimiawi lainnya. Tubuh tak dapat mencerna larutan itu. Sehingga, rawan terjadi kegagalan organ jika mengkonsumsinya. ”Jadi itu mirip cukrik zaman dulu yang pernah memakan korban,” tambah dia.
Sehingga pihaknya melibatkan banyak pihak ketika menggelar razia. Terhadap pelajar yang terjaring razia, dilakukan pembinaan. Guru dari sekolah mereka berasal dan orang tua dipanggil agar mengetahui kondisi siswa dan anaknya. [kar]

Tags: