Satpol PP Pemkab Probolinggo Garuk Belasan PSK Gatal, Dua Terindikasi HIV/AIDS

KPA ketika gelar rakor penanganan Aids.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Sedikitnya total ada 18 PSK yang berhasil diamankan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Probolinggo selama 8 bulan. Ke 18 PSK berhasil dijaring beberapa tempat prostitusi yang selama ini masih berorasi.

Dari belasan PSK yang terjaring, sedikitnya ada 2 PSK yang terkena HIV-AIDS. Hingga saat ini kabupaten Probolinggo penderita HIV-AIDS mencapai ratusan orang.

Belasan PSK yang terjaring razia tersebut terjadi selama oprasi Sterilisasi Pekat (Penyakit masarakat) dan Miras sejak Mei Lalu hingga akhir tahun ini.

“Sejak Mei ada 18 PSK yang terjaring razia. Dua di antaranya terkena HIV-AIDS. Data terkhir PSK yang terjaring dan terkena HIV-AIDS adalah PSK yang beroprasi Desa Klampokan, Kecamatan Besuk. Sedangkan yang satunya terjaring di Wilayah Paiton,” ujar Kasi Penyelidikan pada Satpol PP setempat, Budi Utomo, Rabu (30/12).

Belasan PSK yang terjaring razia di beberapa titik. Di antaranya di wilayah Paiton, Besuk dan beberapa lokasi lainnya yang berada di Kabupaten Probolinggo.

Selain mengamankan PSK, operasi juga melakukan penutupan terhadap lokasi tersebut. Ia menyebutkan dari hasil penutupan yang dilakukan oleh pihaknya, beberapa tempat tersebut hingga saat ini sudah tidak beroperasi lagi.

“Syukur saat ini tempat yang kami tutup tidak ada yang oprasi lagi. Kontrol pada lokasi terbut memang terus kami lakukan. Sebelumnya pemberian police line kami juga lakukan,” ujarnya.

Sementara itu untuk para PSK yang terjaring raazia, pihaknya juga melakukan pengecekan kesehatan. Di samping itu pihaknya juga tidak main-main dan akan bertindak tegas jika ada para PSK terbut masih beroperasi di suatu tempat.

“Kalau ada lagi PSK atau tempat yang masih beroprasi, maka kami tidak segan menutup atau membawa PSK ini ke tempat rehabilitasi yang berada di Kediri,” katanya.

Penyakit menular HIV/AIDS masih menjadi masalah tersendiri Pemkab Probolinggo. Jumlah temuan di Kabupaten ini, masih di angka ratusan. Dari data yang didapat dari Dinas Kesehatan (Diskes) setempat, angka temuan di kabupaten ini selama empat tahun terakhir tidak sama. Kurun waktu 2015-2017, terjadi peningkatan. Namun di tahun 2018, jumlah temuan itu diklaim menurun.

Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes setempat Dewi Veronica menjelaskan, setiap tahunnya penderita HIV/AIDS memang terus bertambah. Penambahan jumlah penderita penyakit menular itu bukan hanya puluhan melainkan raturan.

“Tidak tentu setiap tahunnya itu bertambah berapa. Yang pasti untuk setiap tahunnya itu pasti mengalami peningkatan. Dan empat tahun terakhir ini peningkatannya diatas dua ratus terus, ” terangnya.

Menurut wanita yang akrab disapa Dewi ini, penderita HIV di Kabupaten Probolinggo merata disetiap kecamatan. Mulai dari kecamatan Tongas di wilayah paling barat, hingga Kecamatan Paiton di wilayah paling timur.

“Penderitanya merata. Hampir setiap kecamatan ada, ” terangnya.

Ia merinci, untuk kecamatan yang paling banyak jumlah penderita HIV ada di Kecamatan Paiton. Jumlahnya berkisar sekitar 179 penderita. Baru kemudian disusul Kecamatan Kraksaan dengan jumlah penderita sekitar 129 penderita. Pada urutan ketiga terbanyak yaitu ada di Kecamatan Besuk dengan jumlah sekitar 89 penderita.

Sedangkan untuk yang paling sedikit yaitu berada di Kecamatan Sukapura dengan jumlah sekitar 9 penderita, kedua kecanatan Sumber dengan jumlah 17 penderita. Dan yang ketiga yaitu kecamatan Lumbang dengan jumlah sekitar 19 penderita.

Dinas Kesehatan sejauh ini terus melakukan pendataan terhadap para penderita itu. Hal itu, tentunya untuk mengendalikan penyebaran penyakit itu semakin banyak.

”Penderita yang telah masuk dalam data kami kami lakukan pengawasan setiap saat untuk menjaga dan mengetahui kondisi kesehatannya,” terangnya.

Tidak hanya itu, Dinkes juga berusaha menemukan penderita baru sedini mungkin agar segera terdeteksi. Ini bertujuan untuk melakukan pengobatan kepada sang pasien. Sebab, bagi pasien yang baru dinyatakan positif HIV akan mudah dikendalikan.

“Untuk penderita yang baru virusnya bisa dikendalikan. Dan penderitanya bisa hidup layaknya kayak orang normal. Karena itu, penting bagi kami menemukan para penderita sedini mungkin, ” tambahnya.(Wap)

Tags: