Sawah Berubah Jadi Arteri Porong, Tiga Desa Tergenang Banjir

BPBD Kab Sidoarjo ketika mendistribusikan bantuan Paket Sembako pada warga di tiga desa di Kec Porong, yang jadi korban luapan air Avoer Krembung II dan hujan lebat. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Tiga desa di Kec Porong, wilayahnya ada yang tergenang air akibat melubernya Avoer Krembung II dan lebatnya curah hujan, pada tanggal 5 dan 6 Maret, pekan kemarin.
Namun data yang didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Sidoarjo, pada Minggu (10/3) kemarin, genangan air di wilayah di desa itu sudah surut semua.
Tiga desa tersebut diantaranya, Desa Pesawahan yang menggenangi dua RT dan Desa Candi Pari juga dua RT. Dua desa ini kondisi genangan airnya dinilai parah. Genangan air juga melanda di Desa Wunut. Ketinggian genangan air rata-rata sekitar 30 cm sampai 40 cm.
Menurut Sekretaris BPBD Kab Sidoarjo, Drs Mamet Edi Mulyanto, genangan air yang terjadi diantaranya karena luapan Avoer Krembung II dan intensitas hujan yang cukup lebat saat itu.
Mamet mengatakan, luapan air hujan tidak bisa cepat surut, karena sawah sebagai salah satu lahan resapan air hujan disana, sudah sangat berkurang. Karena beberapa tahun ini, sebagian ada yang telah berubah menjadi jalan Arteri Porong.
Di sekitar Arteri Porong sendiri, kata Mamet, sebetulnya dibuatkan sungai-sungai kecil. Namun ternyata masih belum mampu untuk melakukan resapan air hujan dan luapan air dari Avoer Krembung II.
Pada tahun 2018 lalu, lanjut Mamet, di wilayah itu juga terjadi genangan air akibat hujan. Maka itu, pihaknya berharap kondisi tersebut menjadi evaluasi secara bersama-sama. Baik Kabupaten, Provinsi dan Pusat.
Dari pendataan BPBD Kab Sidoarjo, akibat genangan air tersebut sekitar 498 KK rumah di tiga desa itu tergenang air kena dampak.
BPBD Sidoarjo, kata Mamet, Kamis (7/3) akhir pekan kemarin, sudah mendistribusikan 250 paket Sembako kepada warga. Diantaranya berisi beras, Mi instan dan minyak goreng.
“Karena tidak sampai ada warga yang mengungsi, kita tidak memberi bantuan nasi bungkus, warga masih tetap bisa beraktivitas di rumah masing-masing,” jelas Mamet, Minggu (10/3 ) kemarin.
Tapi apabila nanti sampai ada warga desa yang sampai mengungsi, pihaknya siap untuk memberikan bantuan nasi bungkus. Pihaknya akan terus memonitor kondisi terkini di wilayah itu. BPBD Sidoarjo dibantu sejumlah relawan seperti dari RAPI (radio antar penduduk Indonesia) dan Tagana (Taruna Tanggap Bencana).
Meski tiga wilayah desa itu sempat tergenang air, namun kata Mamet, genangan air tak sampai membuat aktivitas warga terhenti dan juga tidak sampai mengganggu tempat fasilitas layanan publik disana. Misal seperti sekolahan, balai desa, masjid dan tempat layanan publik lainnya.
Genangan air juga tak sampai merusak lahan pertanian warga yang tersisa dan tak sampai memakan korban dari ternak yang dimiliki warga desa.
“Meski sempat ada genangan air, aktivitas warga desa masih tetap berjalan normal, tidak sampai terhenti dan tidak ada pengungsian warga,” pungkas Mamet.
Sementara menurut Zainal, warga Desa Pesawahan, daerah itu sudah menjadi langganan banjir setiap tahun. Utamanya setiap musim hujan. Biasanya banjir terjadi saat akhir tahun dan awal tahun seperti sekarang ini.
“Harapan warga, tentu saja ada penanganan dari Pemerintah. Agar wilayah kami tidak terus-terusan menjadi langganan banjir,” kata Zainal.
di Desa Candi Pari, meski genangan sudah surut, warga desa masih mengalami trauma dan masih khawatir, kalau hujan deras mengguyur lagi dalam waktu yang lama. Takutnya banjir akan datang lagi. (kus)

Tags: