SBMPTN Diprediksi Lebih Ketat dari SNMPTN

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi NegeriSurabaya, Bhirawa
Persaingan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) diprediksi tidak akan seketat tahun lalu. Selain karena kuota diturunkan dari 50 persen menjadi 40 persen, pemberian kuota pendaftar berdasar akreditasi sekolah juga turut berperan menurunkan jumlah pendaftar.
Hal itu diakui Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Warsono. “Persaingan SNMPTN diprediksi akan berkurang. Tapi, penambahan pendaftar justru akan terjadi di jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri),” kata dia saat ditemui di Hotel Ibis Surabaya, Rabu (17/2).
Prediksi ini jelas berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu mengalami peningkatan. Contohnya di SNMPTN 2014, tercatat ada 753.803 pelamar yang masuk secara nasional. Jumlah ini terlewati di SNMPTN 2015 dengan angka 852.093 pelamar dari 15.317 sekolah se-Indonesia. “Tahun ini pendaftarannya diprediksi akan menurun,” kata Warsono.
Saat ini, lanjut Warsono, proses pengisian dan verifikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) sedang berlangsung hingga 20 Februari mendatang. Tahap selanjutnya, siswa mulai mendaftar SNMPTN yang dibuka 29 Februari sampai 12 Maret. Menurut Warsono, jalur SNMPTN ini hanya akan menjadi ruang kompetisi antarsekolah dan siswa.
Sementara SBMPTN atau jalur tes tulis murni menjadi ajang persaingan antarpendaftar. Meski persaingan di SNMPTN tahun ini diprediksi turun, dia mengimbau calon pendaftar tetap harus mengukur kemampuannya sebelum memilih program studi (prodi).
“Kami tetap optimistis jumlah pendaftar di Unesa secara keseluruhan bakal meningkat. Itu berdasar jumlah keseluruhan pendaftar jalur SNMPTN, SBMPTN, dan jalur mandiri,” tegas Guru Besar bidang PPKn ini.
Bagi sekolah yang belum mengisi PDSS, Warsono mengingatkan kepada dinas pendidikan setempat untuk mendorong sekolah segera mengisi.
Panitia SNMPTN ITS, Ismaini Zain menjelaskan jika diprediksi berdasarkan hipotesis, maka peminat SNMPTN memang akan lebih menurun dibandingkan tahun lalu. Hal ini karena pembatasan kuota yang ada berdasarkan akreditasi sekolah. “Kalau sekarang dengan keterbukaan akan memperingkatkan setiap pendaftar. Jadi orang sebelum daftar sudah pikir-pikir berada diperingkat berapa dan bisa masuk nggak dalam kuota sekolah,” terangnya.
Sehingga, lanjutnya, siswa tidak akan asal mendaftar seperti tahun sebelumnya. Terlebih rangking ini bisa dilihat secara nyata berdampak pada penerimaan di jurusan-jursan favorit.
“Sekarang siswa juga bisa tahu pertimbangan rangking untuk masuk jurusan favorit. Seperti rangking 1,2, dan3 jelas bisa diterima di Kedokteran, kemudian rangking lain di jurusan lainnya lagi,” terangnya. ITS tahun lalu menerima pendaftar dari jalur SNMPTN sebanyak 22.000 orang, dengan 16.000 diantaranya pilihan peprtama di ITS. [tam]

Tags: