SBY Pamitan pada Petani di Jatim

6-FOTO OPEN cyn-9-6-Foto Presiden SBY saat membuka Penas XIV Petani Nelayan 2014 (3)Kab Malang, Bhirawa
Presiden Republik Indonesia (RI) DR Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bahwa untuk menjadikan negara ini sebagai negara swasembada pangan, maka yang utama diperlukan adalah harus kuatkan dulu ketahanan pangan. Dengan menguatkan ketahanan pangan, dipastikan Indonesia akan menjadi negara besar karena memiliki kekuatan akan kebutuhan pangan.
“Jika daerah-daerah surplus kebutuhan pangan, maka Indonesia akan menjadi negara yang ber-swadaya pangan, atau yang memiliki kedaulatan pangan sendiri. Karena negera ini sebagai negara agraris, sehingga ujung tombak dalam pembangunan di Indonesia ini adalah dari hasil pertanian yang diproduksi oleh petani kita,” kata Presiden SBY, Sabtu (7/6), saat membuka Pekan Nasional (Penas) XIV Petani Nelayan 2014, di Stadion Kanjuruhan, Desa Kedung Pedaringan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Seperti Jawa Timur (Jatim) ini, kata Presiden, sebagai daerah lumbung pangan di Indonesia. Sehingga dengan Jatim sebagai lumbung pangan, maka daerah-daerah lain juga harus menjadikan daerahnya surplus akan kebutuhan pangan. Karena dengan daerah memiliki kekutanan ketahanan pangan yang cukup, hal itu akan membawa negara kita sebagai negara swasembada pangan.
Ia menyebutkan, negara yang kuat bukan hanya bisa menciptakan teknologi saja, namun kecupupan akan kebutuhan pangan. Dan untuk mencukupi kebutuhan pangan, tentunya para petani harus meningkatkan produksinya. “Bangsa kita seperti sekarang ini yaitu salah satunya juga karena jasa dari para petani kita, sehingga petani merupakan asset negara dalam membangun bangsa ini. Untuk itu, para kepala daerah harus lebih meningkatkan produksi pangan, agar Indonesia ini bisa tercapai untuk menuju sebagai Negara swasembada pangan,” tegasnya.
Sedangkan negara ini bisa menjadi negara ber-swasembada pangan, tegas SBY,  maka harus memiliki ketahanan pangan yang kuat. Untuk menghadapi tantangan pangan tersebut, ada tiga sasaran besar yang dilakukan. Yakni pertama kita harus mencapai swasembada pangan. Kedua, penghasilan para petani, nelayan, dan petani hutan semakin baik dan meningkat. “Dan ketiga, agar rakyat Indonesia yang berjumlah lebih dari 240 juta dapat membeli makanan dan mendapatkan kecukupan pangan dengan harga terjangkau,” terangnya.
Untuk mencapai tiga sasaran tersebut, lanjut dia,  ada lima pihak yang berkepentingan untuk mewujudkannya. Seperti pemerintah pusat dan daerah, kelompok pakar, peneliti, dan investor di bidang pertanian perikanan, dunia usaha, komunitas petani, nelayan, dan petani hutan yang harus tetap produktif serta harus mampu menguasai teknologi, dan terakhir masyarakat luas. “Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia dan dunia, janganlah kita rakus, boros, dan mengkonsumsi pangan melebihi kepatutan,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, SBY berpamitan kepada petani, nelayan, dan petani hutan karena kurang empat bulan lagi dirinya mengakhiri tugas masa baktinya sebagai Presdien RI. Dan dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada petani nelayan, dan petani hutan atas kerja keras mereka untuk meningkatkan produksi pangan di Indonesia.
“Karena jasa para petani, nelayan, dan petani hutan sangat besar terhadap bangsa Indonesia. Sehingga kami tak akan pernah melupakan sumbangan dari para petani, nelayan, dan petani hutan bagi swasembada dan ketahanan pangan di negara kita ini,” pungkasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama Gubernur Jatim, Dr Soekarwo mengatakan bidang pertanian tanaman pangan, Jatim surplus beras sehingga mampu menopang 30-40 persen kebutuhan pangan nasional. Sedangkan produksi padi Jatim tahun 2013 sebanyak 12 juta ton dan tahun 2014 naik 17 persen. Dan itu juga diikuti kenaikan produksi jagung yakni naik menjadi 31,3 persen, gula 42,2 persen, sehingga Jatim ini setiap tahun surplus 5 juta ton beras.
Selain itu, lanjut dia, kebutuhan daging sapi di Jatim juga mengalami surplus sebesar 22,06 persen. Sebab, populasi sapi potong kini sudah mencapai 4,709 juta ekor dan mampu memenuhi kebutuhan nasional sekitar 34 persen. Sehingga dengan adanya surplus pangan di Jatim, maka hal itu juga telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 6,55 persen,” paparnya. [cyn]

Keterangan Foto  : Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Penas XIV Petani Nelayan 2014 di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kab Malang, Sabtu (7/6). [cyn/Bhirawa]

Rate this article!
Tags: