SD Al Kautsar Kota Pasuruan Pilot Project Sekolah Inklusif Nasional

Kepala Unicef wilayah Jawa, Arie Lukmantara saat mengunjungi SD Al Kautsar di Kota Pasuruan, Selasa (11/2). Atas kebijakan Program Inklusi, SD Al Kautsar Kota Pasuruan menjadi pilot project sekolah inklusif nasional. [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Keberhasilan SD Al Kautsar di Kota Pasuruan menjadi sekolah pertama di Indonesia yang menerapkan kebijakan Program Inklusi (Anak Berkebutuhan Khusus/ABK) sejak tahun 2013 mendapatkan apresiasi dari Unicef (The United Nations Children’s Fund). Bahkan program inklusi ini kini sudah menjadi kebijakan nasional.
Bentuk apresiasi dari PBB itu diperlihatkan dalam kunjungan kerja Unicef wilayah Jawa ke sekolah SD Al Kautsar yang berada di Jl Juanda, Kota Pasuruan, Selasa (11/2). Kepala Unicef Wilayah Jawa, Arie Lukmantara menyampaikan, kunjungan ke SD Al Kautsar di Kota Pasuruan karena Program Inklusi di sekolah ini.
“Kedatangan kami ke SD Al Kautsar di Kota Pasuruan karena sekolah ini pertama kali memperkenalkan dan menerapkan Program Inklusi,” papar Arie Lukmantara.
Karena pertama kali menerapkan Program Inklusi, SD Al Kautsar menjadi pilot project sekolah inklusi tingkat nasional. Selain itu, sebuah prestasi membanggakan para siswa dari kreativitasnya. Yakni olah raga inklusi, pencak silat, atraksi robotik, drum band hingga lainnya.
“Program inklusi ini sudah menjadi kebijakan nasional. SD Al Kautsar menjadi rujukan nasional. Ditambahkan lagi, sejumlah kreativitas menjadi penunjang prestasi lainnya,” papar Arie Lukmantara.
Arie Lukmantara hanya mengharapkan, kepada sekolah yang sudah menerapkan Program Inklusi ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh sekolah – sekolah lainnya di Indonesia untuk lakukan program itu.
“Atas keberhasilan program ini, tentu harus ada penambahan kapasitas dari guru pendamping, tentang metode hingga asesmen. Terlebih, yang harus diperhatikan bagaimana mengelola kelas dan ruangan yang baik bagi anak – anak inklusi. Maka usai kunjungan ini, kami langsung promosikan Al Kautsar jadi contoh di Indonesia, bahkan dunia,” tegas Arie Lukmantara.
Kepala Sekolah SD Al Kautsar, Suyatno menyatakan, inklusi di sekolah SD Al Kautsar dilakukan sejak tahun 2013. Adapun metodenya adalah berbaur dengan kelas reguler. ”Sistem yang kami lakukan tidak memilah anak – anak inklusi dalam satu kelas. Melainkan jadi satu dengan kelas reguler. Di sekolah kami totalnya ada 32 ABK,” urai Suyatno.
SD Al Kautsar menerapkan tiga jenjang untuk kelas. Yakni reguler bagi anak – anak mampu, tidak mampu masuk kurikulum khusus, serta masih tidak mampu tanpa kurikulum. ”Intinya mereka berbaur dengan yang lainnya di kelas reguler. Hal itulah, membuat mereka tetap nyaman dalam kegiatan belajar mengajar,” tambah Suyatno. [hil]

Tags: