SD dan SMP di Surabaya Terapkan Dua Jam Pendidikan Karakter

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi foto bersama usai memberikan motivasi kepada 883 Guru PPPK SD dan SMP Negeri di Gedung Convention Hall Kota Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memberikan motivasi kepada 883 Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) SD dan SMP Negeri di Gedung Convention Hall Kota Surabaya, Selasa (4/10). Eri meminta para guru membentuk karakter siswa melalui pembenahan pola pembelajaran.
“Alhamdulillah para guru ini sudah diangkat menjadi PPPK, maka ada gaji dan juga tunjangan yang diberikan. Maka saya sampaikan mereka adalah orang – orang yang bisa menciptakan pemimpin yang memiliki akhlakul karimah,” kata Eri saat memberikan pengarahan kepada Guru PPPK SD dan SMP Negeri se Kota Surabaya.
Eri menjelaskan, para siswa kini mudah jenuh selama proses pembelajaran. Maka, perlu adanya pembenahan kurikulum pengajaran tetap berdasarkan pada aturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Yakni, minimal waktu belajar dalam satu hari.
“Dihitung benar berapa sehari (jam belajar) yang ditentukan oleh Kemendikbud Ristek. Satu hari minimal berapa jam, kalau jam 12.00 WIB sudah terpenuhi, maka selesaikan pembelajaran pada jam 12.00 WIB. Tapi ketika pukul 12.00 WIB sampai 14.00 WIB, bentuklah karakter siswa,” terangnya.
Eri menilai, kepandaian seorang siswa juga harus diimbangi dengan karakter yang kuat. Sekolah wajib menyediakan kegiatan yang berlandaskan untuk pembentukan karakter para siswa, seperti melalui kegiatan seni dan keagamaan.
“Jadikan anak – anak itu memiliki mental baja, agar ketika menghadapi dunia nyata, dia memiliki kemampuan luar biasa. Tujuannya mencerdaskan anak – anak untuk menjadi pemimpin bangsa,” ungkapnya.
Eri meminta para guru untuk membuat para anak didiknya bisa menghormati orang tua dan para guru di sekolah. ”Saya sedih ketika ada anak didik yang anak hebat tetapi lupa pada gurunya. Padahal salah satu orang tua kita adalah guru. Saya minta para guru mengajarkan anak – anak untuk mencium tangan, itulah yang saya maksud dengan pembentukan karakter,” jelasnya.
Di sisi lain, pembebanan kurikulum ajar yang akan dilakukan akan mulai digelar pada November 2022. Sebab, ia ingin menciptakan anak – anak Kota Surabaya yang saling bersosialisasi dan berani mengemukakan pendapat. Tidak hanya terus mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang menumpuk setiap harinya.
“Berjalan pada Bulan November mendatang. Setelah dihitung Kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh ternyata memang cukup sampai jam 12.00 WIB itu boleh. Berarti jam 12.00 WIB ke atas untuk pembentukan karakter. Karena saya tidak mau anak – anak Surabaya menjadi menjadi individual,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan untuk penyesuaian, para guru tinggal mengubah pola pembelajaran baru yang berfokus pada pembentukan karakter siswa. ”Maka kita sebut dengan Sekolah Arek Suroboyo, yakni sekolah yang Aman, Ramah Anak, Kreatif, Edukasi dan Kegotongroyongan untuk membangunkan karakter siswa,” ujarnya.
Selama dua jam kegiatan pembentukan karakter siswa ini, Yusuf meyakinkan bahwa para siswa akan merasa bahagia selama berada di sekolah. Karena sekolah tidak merubah kurikulum yang telah terbentuk. Hal tersebut merupakan implementasi kurikulum Belajar Merdeka – Merdeka Belajar, yaitu membuat anak – anak merasa senang dan nyaman saat berada di lingkungan sekolah.
“Maka harus mengubah pola dengan memberikan jam khusus, kami tengah menyiapkan dari ekstrakulikuler di setiap sekolah. Dirombak polanya untuk diefektifkan jam pembelajarannya,” tandasnya. [iib.mg7.mg8.fen]

Tags: