SD Islam Aulia Prambon Sidoarjo Simulasikan Bencana Gempa

Para siswa SD Islam Aulia sedang berlarian sambil membawa alat seadanya untuk menutupi kepalanya. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Seluruh siswa SD Islam Aulia Prambon Sidoarjo berhamburan keluar kelas, setelah sirine tanda adanya gempa mendengung keras di depan sekolah. Mereka berlarian seraya melindungi kepala dengan tas, bantal, dan benda – benda yang bisa mereka bawa untuk melindungi kepala.
Sebagian ada yang berlindung di bawah meja dan menangis ketakutan. Simulasi gempa yang diadakan SD Islam Aulia Prambon ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada siswanya, agar menjadi anak yang tanggap jika terjadi gempa. Simulasi itu dilakukan untuk mengembangkan Sekolah Ramah Anak (SRA) yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
Menurut Kepala SD Islam Aulia Prambon Sidoarjo, M Ali Murtadho, kalau kegiatan di sekolahnya setiap pagi diawali dengan doa bersama, dan Shalat Dhuha. Selanjutnya para siswa berkumpul di halaman sekolah untuk sarapan sehat bersama.
“Namun sebelum sarapan bersama para siswa diwajibkan mencuci tangan dengan menyanyikan lagu Empat Langkah Mencuci Tangan yang Benar. Usai makan para siswa diajari cara mencuci tepak makan agar siswa dapat mandiri,” kata Ali, Kamis (4/12) kemarin.
Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PPK. Semua ini dilakukan untuk memperkenalkan cara menjaga kebersihan dan melatih anak untuk peka terhadap lingkungan sekitar, siswa pun diajak keluar dari sekolah untuk menjadi pasukan semut.
“Mereka memungut sampah yang berserakan di sepanjang jalan kampung di sekitar sekolah. Setelah lingkungan bersih, anak – anak diperkenalkan dengan berbagai permainan tradisional. Tidak hanya diperkenalkan semua siswa diajak bermain permainan tradisional seperti gobak sodor, benteng – bentengan, engkle, bendan, dakon, hingga bermain ular tangga raksasa. Kegembiraan dan keceriaan terpancar di wajah para siswa,” jelasnya.
Sementara untuk memperluas pengetahuan siswanya dilakukan dengan kegiatan Literasi. Para siswa mencari tempat yang nyaman di sekitar taman sekolah. Untuk memperdalam apa yang telah dibaca, anak-anak meriviewnya dengan bercerita di depan teman-temannya.
“Dan acara terakhir simulasi evakuasi bencana. Serangkaian kegiatan belajar sehari di luar kelas ini digelar. Selain sebagai wujud untuk mendukung program Sekolah Ramah Anak yang digelar serentak di Indonesia, juga memberikan kebebasan anak untuk belajar di luar kelas dan melakukan pembelajaran kepada anak secara langsung serta melatih anak untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya,” pungkas Ali. [ach]

Tags: