SD Khadijah Kampanye Permainan Tradisional di Mall

Anak-anak memainkan permainan tradisional dalam Festival Dolanan Anak di Royal plaza, Sabtu (3/3) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Surabaya, Bhirawa
Munculnya game online serta video game membuat permainan anak tradisional mulai ditinggalkan, bahkan dilupakan. Sangat jarang anak zaman sekarang bisa memainkan permainan tradisional.
Untuk membangkitkan dan melestarikan permainan tradisonal, SD Khadijah Pandegiling Surabaya menggelar Festival Dolanan dan Donor Darah di Royal Plaza, Sabtu (3/3) kemarin. Bukan hanya murid yang menampilkan berbagai permainan tradisional, wali murid juga turut melestarikan budaya yang telah hilang ini. Mulai dari permainan engklek, cublek-cublek suweng hingga permainan tradisional lainnya.
Ketua Panitia, Sofianingrum Gustwo Putri menyebutkan bahwa permainan tradisional sebagai warisan budaya saat ini sudah banyak ditinggalkan anak-anak.
“Nah, kegiatan ini untuk mengingatkan anak-anak bahwasannya Negara Indonesia ini mempunyai banyak permainan tradisional yang tidak kalah dengan permainan sekarang ini,” katanya.
Menurut guru Kelas II ini, teknologi yang semakin berkembang pesat membuat permainan tradisional semakin tersingkir dari kancah permainan anak-anak. Saat ini, kata dia, sangat jarang sekali ditemukan permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak yang seharusnya di lestarikan. “Agar supaya nantinya tidak hanya menjadi sebuah cerita saja,” tuturnya.
Di sela itu, Ratusan siswa SD Khadijah Pandegiling ini tampil di panggung Royal Craft secara bergantian. Mereka menampilkan aneka permainan tradisional. Bahkan ada pusat permaian yang berisi mainan tradisional dan bisa dimainkan pengunjung usia anak-anak.
Sabrina Nayla Pramesti (9), siswa kelas 5 SD Khadijah Pandegiling mengungkapkan baru 2 minggu terakhir berlatih main Rangku Alu (Tari Tongkat). Permainan ini terdapat empat anak yang berjaga menggerak-gerakkan bambu. Mereka berjongkok membentuk bidang persegi dan memegang dua bambu.
Sementara Sabrina menjadi pemain yang mendapat giliran menari sambil menghindari jepitan bambu. “Deg-degan kalau main, takut kejepit. Tapi nggak sakit,” ungkapnya sebelum tampil di panggung. [geh]

Tags: