SD Mudipat Raih The Most Leading Character Education Islamic School of The Year 2020

Ustadz Muhammad Syaikhul Islam berbincang dengan para siswa menjelaskan The Most Leading Character Education School of The Year 2020 yang diraih SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. [trie diana]

Surabaya, Bhirawa
SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya kembali meraih penghargaan The Most Leading Character Education Islamic School of The Year 2020, pada ajang Indonesia Top 50 Education School Outstanding Achievement Award 2020, dari Indonesia Achievement Centre Indonesia (IAC) di Hotel Santika Premiere, pada 31 Januari 2020 lalu.
Menurut Kepala SD Mudipat, Ustadz Muhammad Syaikhul Islam, IAC merupakan salah satu lembaga bonafit di Indonesia yang seringkali melakukan pengamatan dan observasi, kepada lembaga yang memang pantas untuk diberikan penghargaan setiap tahunnya. Dan tahun ini SD Mudipat mendapatkan penghargaan sebagai The Most Leading Character ini dengan beberapa pertimbangan.
Pertama jelas Ustadz Icool-sapaan akrabnya, karena SD Mudipat dinilai sekolah yang paling sukses untuk membangun peserta didiknya. Sebagaimana Program Mendiknas di era Prof Dr Muhajir Effendy MAP yang meluncurkan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) yang meliputi lima hal yakni Religiusitas, Nasionalis, Gotong Royong, Kemandirian dan Integritas. Dan SD Mudipat dinilai telah sukses mengimplementasikan lima hal dalam PPK itu.
“Tentu implementasinya melalui berbagai program yang kaitannya dengan keagamaan atau religiusitas. SD Mudipat mempunyai Program yang namanya RIAAS (Restorasi, Ibadah dan Ahklaq Anak Sholeh). Kami ingin memastikan para siswa tidak hanya cakap membaca Alquran, rajin beribadah, tetapi ahklaqnya juga harus baik dan aqidahnya juga baik. Juga ada Program Hizbul Wathan (HW) mulai kelas I hingga kelas VI, dengan rincian ada HW Cham dan HW Challenge,” papar Ustadz Icool.
Bahkan para siswa juga dibekali leadership dengan Program Julei (Junior Leader Institute) sejak dini. Sehingga dengan memiliki skill leadership sejak SD maka tak heran ketika memasuki pendidikan di SMP atau SMA. Kebanyakan alumni SD Mudipat menjadi leader ketika di SMP atau SMA, misalnya menjadi Ketua Osis, Ketua Kerohanian Islam dan lain – lain dibidang keorganisasian.
Ustadz Icool menjelaskan, dari segi kemandirian atau kegotongroyongan, SD Mudipat telah menerapkan jiwa kegotongroyongan yang sangat tinggi. Contohnya, setiap ada musibah baik di dalam negeri maupun di luar negeri, para siswa selalu melakukan penggalangan dana bantuan. Bahkan partisipasi para siswa sangat tinggi, diantaranya ada yang menjadi Posko Donasi dan ikut memberikan donasi, dan semua warga sekolah selalu ikut berpartisipasi. Yang menarik ada Program Jumat Berkah yakni berbagi makanan kepada warga masyarakat, partisipasi siswa sangat tinggi hingga terkumpul paket sarapan hingga sebanyak 5 ribu bungkus.
Sedangkan dari segi kemandirian, Ustadz Icool memaparkan, Alhamdulillah para siswanya dan alumni SD Mudipat memilik kemandirian yang cukup tinggi. ”Para siswa kami biasakan untuk bisa mengurus dirinya sendiri. Atau ikut berbagi dengan orang lain sudah terbiasa,” katanya.
Sementara itu, dari segi integritas atau kejujuran sudah diajarkan sejak dini di SD Mudipat. Sehingga, tegas Ustadz Icool, tidak ada ulangan dan ujian contek – mencontek atau kerjasama pada saat ujian, juga tidak ada nilai yang disulap. Termasuk ketika para siswa membeli jajan di kantin sekolah, mereka sudah terbiasa berlaku jujur, bahkan ketika melakukan kesalahan mereka sadar, apa sanksinya yang bakal diterima. ”Misalnya, ketika ada siswa yang bertengkar atau bicara kotor. Mereka diberikan sanksi untuk membaca istiqfar atau memohon maaf ketika bertengkar. Semua hal itu sudah ditanamkan sejak dini,” tandasnya.
Ketika ditanya, kedepannya akan menerapkan program apa lagi. Ustadz Icool mengatakan, pihaknya belum puas dengan PPK ini karena berorientasi dengan pendidikan abad 21. Sebab sebagaimana Program Mendiknas Nadiem Makarim yang menguatkan pada literasi, tetapi tidak hanya literasi membaca saja, tetapi juga literasi dalam berhitung, literasi sosial. Kemudian Empat kecakapan atau kompetensi abad 21, jadi para siswa harus mampu berkomunikasi dengan baik, mampu berkolaborasi dengan baik dengan siapa saja, juga harus memiliki kemampuan berfikir kritis, serta harus memiliki kreativitas yang cukup untuk menjadikan bekal hidupnya ketika bermasyarakat. [fen]

Tags: