SD Muhammadiyah 9 Surabaya Diserbu Pengunjung

Ustadz Zainul Arifin, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sukolilo Surabaya, Kepala SD Muhammadiyah 9 Surabaya dan Ustadzah Yeni Ekowati melihat stand kelas IV yang dijaga Wali Kelas IV, Sulis Indarti bersama para wali murid dan siswa. [trie diana]

Gelar Business Day Back To Nature
Surabaya, Bhirawa
Ada yang berbeda di SD Muhammadiyah 9 Surabaya, Sabtu (23/11) kemarin. Halaman sekolah yang terletak di Jl Sukolilo Baru Nomor 104, Surabaya ini disulap dengan suasana pedesaan. Sebab sedang digelarnya Agenda Tahunan Business Day bertema Back To Nature yang melibatkan siswa dan orang tua siswa.
Menurut Kepala SD Muhammadiyah 9 Sukolilo Surabaya, Ustadzah Yeni Ekowati, Business Day ini semacam bazaar siswa bersama para wali kelas bekerja sama dengan orang tua wali murid untuk menjual makanan dan minuman berbahan dasar makanan pokok Indonesia, seperti Singkong, Kentang, Ketela, Ketan, Jagung, serta beras dan lain sebagainya. Bazaar ini disetting seperti suasana pedesaan sebagaimana temanya Back To Nature atau kembali ke alam pedesaan, dan yang diambil Budaya Jawa.
“Bazaar ini kami setting seperti suasana pedesaan, dimana stand – stand bazaarnya dihiasi dengan berbagai aksesoris yang mendekati suasana desa. Bahkan wali murid, para siswa dan orang tua murid yang terlibat dalam penjualan di bazaar ini juga mengenakan pakaian ala pedesaan. Seperti berpakaian dengan mengenakan jarik atau kain panjang dan topi dari bahan pandan atau capil seperti dikenakan para petani di desa. Yang dijualpun juga makanan tradisional yang kini mulai sulit didapatkan di Kota Besar Seperti Kota Surabaya ini,” papar Ustadzah Yeni-sapaan akrab Kepala SD Muhammadiyah 9 di sela – sela mengikuti rangkaian acara.
Ustadzah Yeni menjelaskan, tujuan menggelar Business Day bertema Back To Nature ini agar para siswa bisa mengenal alam tempo dulu. ”Oh pada jaman dulu suasananya seperti ini loh,” katanya. Sehingga anak – anak tahu jenis makanan asli Indonesia itu seperti ini, pakaian tradisional sepert ini loh. Serta menumbuhkan jiwa enteprenuer kepada siswa sejak dini. Dengan harapan, siswa bisa mencintai semua produk Indonesia mulai budaya, pakaian hingga makanan dan bisa lebih menghargai alam Indonesia.
Ustadzah Yeni juga menjelaskan, ada sembilan stand bazaar yang merupakan kreativitas para wali kelas, para wali murid dan siswa, sebab setiap kelas harus menampilkan keunikkan masing – masing sebagaimana temanya yang dilombakan. Selain itu, juga dilombakan menghias kelas terunik, lomba kelas inspiratif dan lomba Pojok Baca terkreatif untuk semua kelas, mulai kelas I hingga kelas VI. Juga enteprenuer cilik yang bisa mempromosikan barang dagangannya.
Salah satu stand yang banyak mendapat perhatian pengunjung yakni stand kelas IV dengan wali kelas Ustadzah Sulis Indarti. Di stand yang dijaga langsung Ustadzah Sulis bersama beberapa wali murid dan siswanya ini menampilkan Budaya Jawa dengan pakaian khasnya, dengan aksesoris bermacam – macam hasil pertanian, diantaranya ada padi, jagung, ketela. Sedangkan yang dijual makanan berbahan dasar ketan. ”Stand kami menjual aneka makanan dari bahan dasar ketan. Baik ketan putih maupun ketan hitam. Diantaranya ada karak, ireng – ireng, getas, putu ayu, madu mongso, bubur ketan hitam. Dengan tema makanan Ketan Kita Punel,” jelas Ustadzah Sulis.
Sementara itu, salah satu panitia, Ustadzah Luthfiah Vanida, yang menjaga Kampung Dolanan menjelaskan, bagaimana di jaman milenial ini mengenalkan kepada para siswa permainan tradisional yang kini sudah mulai ditinggalkan anak – anak jaman milenial ini.
“Kami kenalkan permainan tradisional kepada para siswa. Bagaimana serunya bermain dengan permainan tradisional jaman dahulu. Agar bisa menumbuhkan jiwa solidaritas kepada sesama temannya, sebab kini anak – anak lebih senang bermain gadget, sehingga kurang bersosialisasi. Sedangkan untuk orang tua bisa bernostalgia dengan mengingat – ingat bagaimana dulu bermain dengan permainan ini. Disini anak – anak dan orang tua bisa bermain yoyo, Eggrang, gasing, bundaran, etek – etek, balap karung, ban ketangkasan dan lompat tali dari karet serta eklek,” tandas Ustadzah Luthfi.
Bazaar Back To Nature ini dibuka Ustadz Zainul Arifin, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sukolilo, Surabaya, setelah sebelumnya memberikan sambutan. Salain bazaar, juga ditampilkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya drumband, ensambel dari alat – alat sederhana, tarian remo kolosal dari peserta ekstrakurikuler remo. [fen]

Tags: