SD Musix Surabaya Gelar QSA Festival

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 6 Surabaya, Ustadz Munahar, melihat hasil karya Project Akhir salah satu siswa dalam Quranic Science and Art Festival yang digelar di sekolah, Kamis (17/6) kemarin. [trie diana]

Siswa Presentasikan PA berupa Science dan Art dihubungkan Ayat Alquran
Surabaya, Bhirawa

SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung Surabaya, Kamis (17/6) kemarin menggelar Quranic Science and Art (QSA) Festival. QSA Festival diikuti 14 siswa kelas I yang tergabung di International Class Program (ICP) harus mempresentasikan sebuah Project Akhir (PA) tahun ajaran sesuai pilihannya masing – masing ke dalam Bahasa Inggris.
Menurut Kepala SD Musix Surabaya, Ustadz Munahar, QSA Festival ini merupakan project akhir tahun kelas ICP, jadi para siswa kelas I sebanyak 14 siswa ini harus menunjukkan sebuah proyek. Proyek ini aspek apa saja, misalnya, salah satu siswa melalui media poster mengangkat permasalahan jangan membuang sampah sembarangan, sebab akan menimbulkan berbagai macam permasalahan, misalnya banjir atau kotor, bau tak sedap dan pencemaran lingkungan lainnya.
Maka dengan mengerjakan project – project itu para siswa juga memahami sebuah permasalahan, kedua akan merasakan pengalaman uji coba yang telah dilakukan. Serta bisa mempresentasikan projectnya dalam bahasa inggris dihadapan juri dan merespon pertanyaan. Dan harus bisa mempresentasikan karya – karyanya, merespon pertanyaan para juri yang menilai hasil percobaannya. Dan yang menarik setiap melakukan uji coba atau membuat suatu project harus didasari dengan ayat – ayat yang ada di dalam Kitab Suci Alquran.
“Contoh ketika mereka mempresentasikan jangan membuang sampah sembarangan melalui poster atau media lainnya, maka harus dicari apa dasar hukum larangannya yang ada di dalam Alquran. Oh ada ayat ‘jangan membuat kerusakan di muka bumi’. Kedepannya diharapkan hal itu akan tertanam di hati para siswa, sehingga yang dilakukan itu sesungguhnya harus didasari dengan bagaimana pengabdian kita kepada Allah, tetapi dengan tidak meninggal science dan ilmu pengetahuan secara umum,” jelas Ustadz Munahar, ketika ditemui di sela – sela memantau QSA Festival.
Ustadz menjelaskan, meski para siswa kelas I ICP ini yang merupakan angkatan pertama kelas Internasional dan pembelajarannya selama satu tahun sekolah masih Daring, karena Pandemi Covid 19 tetapi dimaksimalkan dalam pembinaannya sehingga hasilnya bisa dilihat seperti saat ini. Mereka bisa memilih permasalahan sesuai minat dan bakatnya menuangkan bentuk karya, serta mempresentasikan di hadapan para juri, juga bisa menjawab pertanyaan para juri.
“Bayangkan siswa kelas I yang pembelajarannya selama satu tahun harus Daring tetapi bisa menghasilkan karya yang bagus. Para siswa ini juga memiliki kemandirian dan memilliki kepercayaan diri, karena bisa mempresentasikan. Maka diharapkan nantinya ada velue nilai – nilai yang bisa dijadikan pengalaman untuk masa depan mereka. Bahkan ketika ada siswa yang mengangkat permasalahan tentang air. Agar ikannya bisa hidup terus, maka apa yang harus dilakukan. Ini kan merupakan sebuah kampanye dan mereka memiliki sebuah konsep,” tandas Ustadz Munahar.
Ustadz Munahar berharap, kedepannya para siswa ini bisa menciptakan sesuatu, bisa memberikan solusi dalam menghadapi permasalahan hidup yang dihadapi manusia sesuai dengan bidangnya masing – masing. Misalnya, di bidang ekonomi, maka diharapkan anak – anak ini bisa menciptakan teori yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. ”Dari apa, ya dari hal – hal kecil seperti yang telah dikerjakan saat ini. Memang itu untuk jangka panjang, tetapi ini merupakan bangungan fondasi yang kuat sehingga kedepannya bisa menjadi lebih baik,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kelas I ICP, Ustadzah Millah Khoirul Mu’azzah menambahkan, QSA Festival ini merupakan tugas akhir untuk mata pelajaran science dan art, tetapi karena berbasis agama dan kemuhammadiyaan maka dihubungkan dengan Alquran. Sedangkan kreteria penilaian dalam QSA Festival ini ada empat yakni kreativitas, ketrampilan dan kemampuan berkomunikasi saat presentasi, apakah hasil karya para siswa itu ada inovasi baru, serta karya yang dibuat harus ada hubungannya dengan konsep science dan seni, bahkan mengangkat pesan – pesan yang di dalam Alquran.
“Jadi dalam project ini juga para siswa juga mengajak dan mengingatkan kepada kita semua agar mempelajari dan mengamalkan isi ayat – ayat apa saja yang sudah tertulis di dalam Alquran,” tandas Ustadzah Millah.
Salah satu siswi, Amara Khawlai Soliyani, yang mempresentasikan cara membuat gabah dari tanah liat mengaku senang bisa ikut QSA. ”It’s Amazing,” kata siswa yang ayahnya warga negara Monaco ini. [fen]

Rate this article!
Tags: