SDA Ekstrim, Genjot Partisipasi Masyarakat Lewat IT

Bupati Trenggalek Emil Dardak saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Mata Rakyat Mitra Birokrat yang digelar dalam rangka HUT ke-48 Harian Bhirawa di Hotel Mercure Grand Mirama, Kamis (6/10) lalu. [oki abdul sholeh]

Bupati Trenggalek Emil Dardak saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Mata Rakyat Mitra Birokrat yang digelar dalam rangka HUT ke-48 Harian Bhirawa di Hotel Mercure Grand Mirama, Kamis (6/10) lalu. [oki abdul sholeh]

Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak dalam Sarasehan Mata Rakyat Mitra Birokrat (2-Bersambung)
Kota Surabaya, Bhirawa
Ternyata tidak mudah bagi Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak atau akrab disapa Emil Dardak  untuk menata Kabupaten Trenggalek. Minimnya Sumber Daya Alam (SDA)  dan kondisi geografis serta topografi yang ekstrim,  berbatas laut dan dikepung gunung menjadi tantangan tersendiri.
Ekstrimnya kondisi geografis dan topografi di Kabupaten Trenggalek diungkap Emil Dardak saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Mata Rakyat Mitra Birokrat yang digelar dalam rangka HUT ke-48 Harian Bhirawa di Hotel Mercure Grand Mirama, Kamis (6/10) lalu.
“Kondisi alam Trenggalek itu sangat ekstrim,  ini merupakan tantangan terbesar saya di awal jabatan saya sebagai bupati sejak enam bulan lalu, ” ujar Emil Dardak.
Ada cerita menarik terkait kondisi alam Trenggalek yang kurang bersahabat itu.  Suami artis Arumni Bachsin saat itu memiliki gagasan untuk membangun pelabuhan di pantai bagian selatan Trenggalek.
“Banyak orang mencibir saya,  jangankan pelabuhan yang dilewati kapal,  Sumber Kencono (PO bus,  red)  saja tidak mau lewat ke Trenggalek, “seloroh Dardak, panggilan karibnya saat menggambarkan betapa ekstrimnya wilayah Trenggalek.
Kondisi SDA yang kurang memberikan peluang itu,  tidak lantas membuat ciut nyali pria kelahiran 20 April 1984 ini.  Untuk membangun Trenggalek agar sejajar dengan daerah lain di Jatim,  Dardak menempuh terobosan menggugah partisipasi masyarakat agar ikut menjadi subjek pembangunan.
“Saya buka seluas-luasnya akses komunikasi dengan masyarakat.  Saya optimalkan IT, karena tidak mungkin saya bisa mendatangi satu per satu warga saya, ” ujar peraih gelar doktor di usia 21 tahun ini.
Langkah pertama dia membuka website trenggalekmembangun. id yang salah satu laman andalannya diberi nama LAPOR (Layanan Pengaduan Online Rakyat).  Lewat akses internet ini,  seluruh informasi masuk ke dirinya langsung. Informasi ini berasal dari seluruh lapisan masyarakat.
“Ini bisa mengurangi waktu saya untuk sidak melihat kinerja bawahan saya,  karena masyarakat membantu mengawasi dan melaporkannya langsung ke saya.  Tentunya setiap laporan tidak saya telan begitu saja, tetap ada croscek,” tandas Dardak.
Ada cerita menarik yang dialami Dardak terkait efektivitas komunikasi dunia maya antara dirinya dengan masyarakat.  Usai dilantik sebagai Bupati Trenggalek,  Dardak berkeliling melihat sudut daerahnya.  Ia sempat melihat kondisi alun-alunnya yang kumuh tak terawat.  Kondisi tak layak itu pun ia foto dan kemudian diunggah ke website yang banyak dibaca warganya.
“Hasilnya mengejutkan,  tidak lama sejumlah komunitas membenahi alun-alun dan langsung bersih.  Saya optimalkan komunikasi seperti ini karena efektif untuk membangkitkan partisipasi masyarakat, ” lontar Dardak yang disambut aplaus para peserta sarasehan.
Kemampuan membangun jaringan internasional menurut Dardak juga perlu dimiliki seorang kepala daerah.  Dia mengatakan beberapa waktu lalu ia ditunjuk menjadi Co President UCLG (United Cities and Local Government) Aspac,  sebuah organisasi kepala daerah se-Asia Pacifik.  Posisi Dardak di UCLG mendampingi salah satu kepala daerah asal Korsel.
“Jaringan itu sangat penting,  baik itu regional,  nasional maupun internasional.  Dan saya akan memanfaatkan posisi jaringan ini untuk membangun Trenggalek, ” imbuhnya.
Salah satu cara memanfaatkan jaringan internasional yang dimiliki,  Dardak bakal menjadikan Trenggalek sebagai salah satu destinasi para kepala daerah UCLG yang akan berkunjung ke Indonesia.
“Di Trenggalek itu ada kebun durian yang luasnya 600 hektare.  Kalau ini dikenalkan ke internasional akan jadi peluang bisnis yang luar biasa untuk Trenggalek, ” beber Dardak.
Selain strategi pendekatan ke masyarakat,  putera mantan Wakil Menteri Pekerjaan Umum RI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hermanto Dardak ini juga membagi empat rahasia strategi kepemimpinannya.  Di antaranya yang pertama yakni membangun infrastruktur.  Meskipun kendala besar harus dihadapi,  namun perbaikan infrastruktur wajib dilakukan seorang kepala daerah.
“Infrastruktur sangat penting bagi sebuah daerah.  Baik untuk menarik investasi maupun memperlancar urusan sosial ekonomi masyarakat, ” papar pria yang pernah bekerja di World Bank ini.
Strategi kedua yakni melayani masyarakat di setiap aspek kehidupan masyarakat.  Dalam aplikasinya Dardak bercerita jika porsi waktu melayani kebutuhan masyarakat harus menjadi prioritas aparaturnya di semua tingkatan.
“Jangan terlalu sering meninggalkan kantor.  Itu yang selalu saya sampaikan kepada aparatur saya,  utamanya mereka yang bertugas di bidang pelayanan publik, ” tekan Dardak dengan ekspresi serius.
Poin ketiga menurut Dardak peran birokrat adalah bertugas membina ekonomi rakyat.  Caranya dengan menciptakan kebijakan ekonomi yang memberikan akses dan kemudahan untuk berkembangnya perekonomian masyarakat.
“Dan saya sudah mulai menerapkan kebijakan seperti itu di Trenggalek, ” tandas Dardak.
Cara yang keempat atau yang terakhir adalah menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih.  Karena menurut Dardak tidak akan ada artinya sebaik apapun program tapi dirancang dengan mengabaikan aturan ataupun tata kelolah pemerintahan yang bersih dan tidak melanggar hukum.
“Karena pelanggaran itu bukan hanya soal menghabiskan uang negara saja.  Tapi tata kelola maupun administrasi pemerintahannya harus bener juga, ” pungkasnya. [Karyadi]

Tags: