SDI Al Abror Bantah Bisniskan Buku Paket Pelajaran

Fita Ariyani MPd, Kepala SDI Al-Abror Situbondo. [sawawi]

Situbondo, Bhirawa
SD Islam Al Abror Situbondo secara tegas membantah melakukan bisnis jual beli buku kepada siswa baru. Sebaliknya, buku – buku itu dibebaskan kepada para orang tua wali murid untuk membeli, atau meminjam di perpustakaan atau bahkan memfoto copy.
Khusus untuk diperbolehkannya foto copi buku diktat, SDI Al Abror mempersilahkan asalkan saja tidak menyalahi aturan dengan kalangan penerbit.
Menurut Kepala SDI Al-Abror Situbondo, Fita Ariyani, sejak awal pertama kali memasuki tahun ajaran baru 2021, pihaknya sudah memaparkan kepada semua kelas I, dengan tiga termin. Yang pertama, dilakukan sosialisasi saat jam 08.00 dan berlanjut ke sesi kedua pada jam 10.00 wib. Baru keesokan harinya, memasuki sosialisasi sesi ketiga pada pukul 08.00.
“Pada pertemuan itu sudah saya paparkan semuanya. Termasuk tentang pembelian buku pelajaran Agama Islam,” ujar Fita.
Fita menjelaskan, tudingan adanya bisnis dalam pembelian buku sangat tidak tepat. Karena kegiatan ini sudah berjalan cukup lama dan baru kali ini sengaja diramaikan. Pembelian buku itu tidak wajib, karena bagi orang tua murid yang tidak mampu membeli bisa melakukan foto copi dan meminjam di perpustakaan sekolah.
“Kalau pinjam ada syaratnya. Yakni buku tidak boleh dicoret-coret, buku tidak boleh rusak dan buku harus dikembalikan mana kala sudah selelsai penggunaannya,” jelas Fita.
Di SDI Al-Abror, hanya ada tiga guru PNS, selebihnya sebanyak 40 lebih guru statusnya hanya sebagai guru honorer. Maka sejak ada murid baru pihaknya langsung memberikan pemaparan setiap siswa dikenai biaya infak dengan jumlah bervariasi, ada yang Rp80 ribu, Rp90 ribu dan Rp100 ribu.
“Kenapa ada pilihan, ini nanti disesuaikan dengan tingkat kemampuan ekonomi para orang tua murid. Jika orang tua keberatan silahkan membuat surat keringan dari desa setempat,” tutur Fita,
Fita menegaskan, setiap sekolah swasta itu tak akan cukup jika biaya operasional digantungkan dari dana BOS. Maka solusinya SDI Al Abror memberlakukan penarikan infak. Untuk pembelian buku pelajaran itu bervarisi, ada yang Rp700 ribu dalam 15 diktat dan ada yang Rp800 ribu dengan tambahan buku ilmu agama Islam.
“Kami pernah memberikan variasi keringanan kepada salah satu orang tua murid yang berprofesi sebagai ustadz atau guru ngaji. Bahkan saya sampai menurukan hingga Rp25 ribu setiap bulannya,” pungkas Fita. [awi]

Tags: