SDM Andal, Kunci Bertahan di Era Pasar Bebas

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf saat menghadiri Musda V Gapeksindo Provinsi Jatim di Hotel Novotel Samator Surabaya, Rabu (17/10).

Pemprov Jatim, Bhirawa
Era pasar bebas harus dihadapi oleh semua pihak, salah satunya oleh para pengusaha jasa konstruksi. Oleh sebab itu, agar bisa bertahan dan berkompetisi di era pasar bebas harus memiliki Sumber Daya Manusia yang andal. “Khususnya para pelaku usaha jasa konstruksi, harus memiliki SDM sesuai dengan permintaan pasar saat ini,” ujar Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf saat membuka Musda V Gapeksindo Provinsi Jatim bertemakan Satukan Langkah untuk Eksistensi Gapeksindo Jatim di Era Persaingan Global Industri Konstruksi di Hotel Novotel Samator Surabaya, Rabu (17/10).
Dijelaskannya kualitas SDM memegang peran penting agar bisa bersaing di pasar bebas. SDM yang andal harus memiliki jiwa terampil, profesional, kreatif dan mampu berkompetensi dengan baik. Hal tersebut sudah dibuktikan oleh Gapeksindo, selama 10 tahun terakhir, masih tetap eksis di dunia konstruksi di Indonesia maupun Jatim. “Gapeksindo terbukti bisa melewati proses alamiah dalam dunia usaha, dimana tetap bertahan disituasi apapun,” ungkap Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatim
Menurutnya, salah satu upaya meningkatkan SDM tenaga ahli di bidang konstruksi adalah melalui sertifikasi. Problem sertifikasi menjadi masalah saat ini. Berdasarkan data Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan umum, jumlah tenaga kerja konstruksi ada sebanyak 7,2 juta orang, namun baru 5 persen atau sekitar 360 ribu orang yang sudah bersertifikasi.
Saat ini telah dilakukan percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi dan bimbingan teknis keahlian konstruksi tahun 2018 yang diikuti oleh 7.687 tenaga kerja konstruksi. Pelatihannya meliputi jabatan kerja, mulai posisi mandor, tukang hingga bidang kesejatan dan keselamatan kerja.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan SDM tenaga konstruksi lokal bersertifikat diharapkan akan segera dilaksanakan penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli konstruksi dan penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi oleh pemerintah. “Meskipun hal tersebut tugas dari pemerintah, juga diharapkan ada kerjasama dengan berbagai asosiasi konstruksi, perusahaan konstruksi dan perguruan tinggi untuk mengadakan pelatihan. Tujuannya adalah tenaga kita bersertifikat sehingga bisa bersaing dnegan para tenaga dari asing,” lanjutnya.
Gus Ipul menambahkan, jasa konstruksi mampu memberikan kontribusi dalam hal penyerapan tenaga kerja. Sedangkan pengangguran masih di angka yang tinggi. Oleh sebab itu, harus didorong berbagai upaya untuk mendorong para tenaga konstruksi untuk bisa bersaing di era bebas, sehingga pengangguran bisa berkurang. Diharapkan, nantinya pengangguran terbuka dari 10 juta turun menjadi 6,5 juta orang. “Diharapkan lapangan pekerjaan baru di bidang konstruksi semakin terbuka, setidaknya setiap tahun butuh tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang,” tambahnya. [tam]

Tags: