Seabad Penantian KBS

Kebun Binatang SurabayaSudah sangat lama waktu tunggu untuk “kebangkitan” KBS (Kebun Binatang Surabaya). Sejak seorang wartawan Belanda, HFK Kommer, awal September (tahun 1916), memperoleh izin mendirikan kebun binatang. Dulu, dekade 1970-an, KBS peringkat kedua setelah Kruger di Afrika Selatan. Kini KBS merana, sedangkan Kruger jadi (berstatus) warisan dunia. Setidaknya selama lebih dari 4 dekade KBS cuma menjadi penghisapan pengelola.
Boleh jadi, perlu “membangunkan” (almarhum) Kommer. Dengan sense jurnalisme agar KBS di-ingat dan bisa “berbicara” pada level dunia. Saat itu Kommer, rela men-derma-kan kekayaannya, yang dikumpulkan dari honor kewartawanan. Tidak mudah memperoleh izin Gubernur Jenderal Johan Paul Graaf van Limburg Stirum. Syaratnya, dierentuin, (dilafalkan warga Surabaya sebagai derenten, KBS) tidak boleh dimiliki secara individual. Termasuk lokasinya harus dipindah dari kebun pribadi.
Gubernur Jenderal Stirum, memberikan izin berdirinya “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Kebun Botani dan Binatang Surabaya). Isinya terdiri dari kebun pertanaman untuk mendukung linkungan hidup binatang di dalamnya. Diberikan kepada kelompok pecinta satwa yang dipimpin Kommer, plus supervise pemerintah kota.
Ternyata, memang tak mudah mengelola derenten. Pada tanggal 21 Juli 1922 kebun botani itu mengalami krisis dan akan dibubarkan. Tetapi dicegah oleh pemerintah kota pada waktu itu. Lalu dijanjikan peng-alokasi-an subsidi sukarela pada dierentuin. Termasuk saran reformasi kepengurusan. Empat tahun kemudian, pada 1927, Walikota Dijkerman bersama anggota volksraad (DPRD) memberikan beberapa komitmen (janji) kesejahteraan KBS.
Tak lama, diberikan penambahan areal yang diruislag (tukar-guling) dari aset tanah milik (dulu maskapai) kereta-api. Tak tanggung-tanggung, tanah seluas 32 ribu meter-persegi dihadiakan untuk dierentuin. Sejak itu Surabaya memiliki KBS terbesar (dan terbaik) di Asia Tenggara. Selama setengah abad berikutnya, KBS dikelola dengan mengedepankan konservasi yang kukuh. Juga belum banyak pengelola yang bernafsu memperkaya diri.
Berturut-turut kemudian setiap rezim pemerintah kota memperluas KBS hingga arealnya mencapai 15 hektar (sejak tahun 1939). Bahkan setahun kemudian, selesai pula dibangun taman pendukung seluas 85 ribu meter-persegi. Selama 70 tahun itu (sampai 2011) keadaan KBS tak berubah. Agaknya, pemerintah kota Surabaya, seolah-olah menghapus dierentuin dari peta Surabaya. Begitu juga pemerintah propinsi dan pemerintah pusat, sudah abai terhadap KBS.
Padahal, sampai sekitar akhir dekade 1970-an, dierentuin Surabaya menjadi yang terbesar kedua di dunia (setelah Kruger di Afrika Selatan). Tetapi Kruger  kini semakin berkembang menjadi kawasan wisata internasional. Sedang direntuin Surabaya (KBS), nasibnya makin terpuruk, satwanya bernasib buruk. Hampir seluruh satwa kekurangan gizi, sakit-sakitan, lalu mati tak terurus.
Anehnya, pada sisi lain konon, juga bermasalah dengan kelebihan penghuni. Inilah reasoning, yang sering dijadikan dalih untuk pertukaran satwa dengan beberapa kebun binatang lain, termasuk dengan pihak luar negeri. Namun “harga” pertukaran satwa tidak memadai. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) juga sudah mulai melirik KBS. Meningkatkan status kisruh pertukaran satwa menjadi penyelidikan.
Tetapi KPK masih membutuhkan pendalaman, termasuk ihwal ke-konsevasi-an dan peri-kesatwaan. Dengan itu KPK bisa lebih menegakkan perikemanusiaan di area kebun binatang. Diduga, kebobrokan KBS sudah berlangsung sejak lama. Sampai satwa langka yang dianggap “ke-tua-an” bisa dipercepat kematiannya dengan merekayasa kondisi kandang atau pakan.
Me-revitalisasi KBS setelah usianya yang ke-100, sebenarnya bukan hal sulit. Diperlukan gereget Pemerintah (pusat, propinsi dan kota), termasuk sinergi memperluas area. Seperti dulu, bisa me-ruislag “lahan tidur” milik PT KAI. Tak berlebihan apabila Kementerian Kehutanan, Pemprop dan Pemkot  mengalokasikan anggaran untuk konservasi satwa. KBS merupakan institusi konservasi paling variatif yang pernah ada di Indonesia.

                                                                                                   ———   000   ———

Rate this article!
Seabad Penantian KBS,5 / 5 ( 1votes )
Tags: