Sebanyak 30 Sekolah di Sidoarjo Dinilai Peduli Anti Narkoba

BNNK Sidoarjo mengundang sejumlah sekolah yang dinilai peduli anti Narkoba, untuk diajak kerjasama dalam menangani P4GN di lingkungan pendidikan. [alikus]

Sidoarjo, Bhirawa
Sebanyak 30 sekolah yang dinilai peduli terhadap masalah pencegahan penyalahgunaan Narkoba di Kab Sidoarjo, diundang Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sidoarjo, Selasa (8/9) laluk untuk melakukan rapat kerja pemberdayaan masyarakat anti Narkoba di lingkungan pendidikan.
Acara digelar di Hotel Luminor Sidoarjo ini dihadiri kepala sekolah dari SMPN/swasta, SMAN/swasta, MA, MTSN, dan SMK. Sekolah setingkat SMP hadir 20 sekolah dan setingkat SMA hadir 10 sekolah.
Kepala BNNK Jatim, Brigjenpol Bambang Priyambada memberikan materinya tentang strategi masyarakat dalam upaya untuk Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Juga hadir Tim Pembina UKS Kab Sidoarjo, yang memberikan masukan tentang peran aktif dari pihak sekolah untuk melakukan P4GN.
Menurut Kepala BNNK Sidoarjo, AKBP Drs Toni Sugiyanto, mencegah dan memberantas penyalahgunaan Narkoba di Kab Sidoarjo tidak bisa bekerja sendiri. Tetapi harus ada kerja sama yang solid dengan semua pihak, termasuk lingkungan pendidikan.
“Jangkauan kami terbatas, maka untuk mencegah kejahatan Narkoba, semua lini harus aktif terlibat. Kita tahu sendiri, penyalahgunaan Narkoba saat ini tidak memandang status, sosial usia, pendidikan dan jabatan,” kata Toni.
Khusus untuk memotivasi pencegahan Narkoba di lingkungan pendidikan, BNNK Sidoarjo berencana memetakan adanya calon pegiat anti Narkoba. Upaya lain, juga akan memotivasi para stake holder di lingkungan pendidikan untuk bisa menyelenggarakan tes urin secara mandiri. Karena di Kab Sidoarjo sudah ada landasan Perda Nomor 3 tahun 2018.
“Program – program BNNK Sidoarjo sudah berjalan tahun 2020 ini dan akan diteruskan tahun 2021 mendatang. Program ini serius untuk dijalankan. Sebab para siswa di lingkungan sekolah juga menjadi sasaran empuk pengedar Narkoba. Pengedar mulai menjual dengan jenis Narkoba yang harganya murah lebih dulu, seperti pil koplo. Lama – lama bisa meningkat pada Narkoba yang harganya mahal,” tandas Toni.
Apalagi pada masa pandemi Covid-19 ini. Siswa tidak masuk sekolah dan bisa jadi berkeliaran di tempat – tempat umum yang tidak semestinya bagi mereka. [kus]

Tags: