Sebanyak 38 SD Latihan Bersama Tari Glipang

Puluhan siswa SD latihan bersama Tari Glipang. [wiwit agus pribadi]

Upaya Melestarikan Budaya Asli Kabupaten Probolinggo Agar Tak Diakui Daerah Lain
Probolinggo, Bhirawa
Puluhan siswa dan siswi dari 38 SD negeri/swasta di Kecamatan Kraksaan latihan bersama Tari Glipang yang digelar Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan Kecamaan Kraksaan, Rabu (26/1). Latihan bersama pertama ini dipusatkan di SDN Patokan 2 Kecamatan Kraksaan mendatangkan instruktur Muhammad Nasir, generasi penerus Tari Glipang asal Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar.
Puluhan siswa bersama guru pendampingnya mengikuti gerakan demi gerakan Tari Glipang yang dipandu Muhammad Nasir. Meskipun terlihat sulit, namun tidak butuh waktu lama semua siswa terlihat banyak yang menguasai semua gerakan tari itu.
“Ternyata para siswa cepat menguasai setiap gerakan Tari Glipang. Hari ini saja, hampir sekitar 40% gerakannya sudah dikuasai. Mungkin butuh tiga kali latihan lagi sudah mahir. Mudah – mudahan mereka bisa melestarikan Tari Glipang ini dengan baik,” harapnya.
Sementara itu, Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Kraksaan, Sofiah Hastuti mengatakan, Tari Glipang ini merupakan kegiatan muatan lokal dan termasuk ikon dari Kabupaten Probolinggo. Ini salah satu upaya untuk melestarikan budaya yang ada di Kabupaten Probolinggo.
“Untuk latihan bersama hari ini, setiap lembaga SD itu diwakili dua anak. Nantinya kedua anak itu bertugas untuk mengimbaskan di sekolahnya masing – masing. Kami mempunyai program setiap akhir pekan pada Hari Sabtu, supaya para siswa melakukan gerakan melalui Tari Glipang sebelum pembelajaran di kelas dimulai,” katanya.
Menurut Sofiah, Tari Glipang ini merupakan budaya Kabupaten Probolinggo. Sekaligus menanamkan karakter anak, karena filosofinya adalah mendidik anak supaya memiliki keberanian dan karakter diri yang kuat.
“Harapannya semua siswa baik PAUD, TK, SD dan SMP untuk melestarikan budaya asli Kabupaten Probolinggo ini supaya tidak dimiliki atau tidak diakui oleh daerah lain. Untuk itu supaya Tari Glipang ini lestari dan membudaya kepada para siswa,” harapnya.
Tindak lanjut dari kegiatan ini, nantinya menjelang peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2022, Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Kraksaan bekerja sama dengan Paguyuban K3S Kecamatan Kraksaan dan PC PGRI Kecamatan Kraksaan akan menyelenggarakan Lomba Tari Glipang. Latihan selanjutnya dijadwalkan pada Hari Kamis akan dilaksanakan di aula SDN Semampir 1 Kecamatan Kraksaan dan terakhir di taman SDN Patokan 1 Kecamatan Kraksaan.
Tari Glipang merupakan tarian tradisional khas Probolinggo, Jawa Timur. Tarian ini menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat saat masa penjajahan, jelasnya. Tari Glipang memiliki gerakan yang memadukan beberapa tari seperti gerakan pada tarian Topeng Ghetak Madura, Rudhat, Seni Hadrah, samman dan pencak silat. Menurut beberapa sumber, Tari Glipang diciptakan oleh seorang pemuda asal Madura bernama Seno Truno yang datang dan tinggal di Desa Pendil, Kabupaten Probolinggo, katanya.
Seno Truno sebelumnya bekerja sebagai mandor di sebuah pabrik gula milik Kolonial Belanda di Probolinggo. Namun, karena ia diperlakukan sewenang-wenang oleh Kolonial Belanda, Seno memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya.
Kemudian ia menciptakan sebuah tarian tradisional sebagai bentuk perlawanannya terhadap Kolonial Belanda. Tarian itu diberi nama Tari Glipang, lalu kesenian ini diturunkan dari generasi ke generasi sehingga menjadi sebuah tradisi.
Hingga kini Tari Glipang sering dipentaskan di berbagai acara seperti resepsi, hajatan hingga acara -acara besar. Penasaran seperti apa menariknya Tari Glipang. Berikut fakta – fakta menarik Tari Glipang. Tari Glipang merupakan perpaduan antara budaya Jawa dan Islam. Hal ini terlihat dari gerakan tarian khas Jawa yang juga mengandung unsur Islami.
Saat pertama kali diperkenalkan, Tari Glipang kurang mendapat sambutan dari masyarakat Pendil yakni masyarakat muslim yang taat dan menganggap gamelan adalah alat musik yang dilarang. Melihat situasi tersebut, Seno Truno berinisiatif memasukkan unsur budaya Islam dalam tarian ini. Usahanya berbuah manis, akhirnya Tari Glipang dapat diterima dan menjadi sebuah tradisi.
Tari Glipang ditarikan secara berkelompok antara laki – laki atau perempuan. Tarian tradisional ini ditarikan dengan formasi yang estetik serta dibutuhkan kekompakan yang tinggi. Dalam pementasannya, Tari Glipang dibagi menjadi tiga bagian, tarian pertama disebut dengan Tari Kiprah. Tari Kiprah merupakan tari olah keprajuritan yang digunakan untuk membuka pertunjukan.
Tari kedua disebut Tari Papakan, yaitu tarian yang dilakukan laki – laki dan perempuan. Tarian ini menggambarkan kehidupan percintaan Dhamarwulan. Tarian yang ketiga disebut dengan Tari Baris, tarian ini dilakukan oleh para lelaki dan menggambarkan tentang Prajurit Majapahit. [wap.fen]

Tags: